Gartner Ramalkan Lebih Banyak SDM Non Teknis Bisa Kembangkan Aplikasi

(Source: Freepik)

Gelombang inovasi kecerdasan buatan atau akal imitasi (AI) kini memasuki ke berbagai sektor industri. Para pemimpin di bidang teknik menyadari betul potensi besar AI dalam meningkatkan fitur dan fungsionalitas aplikasi yang mereka kembangkan. Namun, adopsi teknologi canggih ini tidaklah tanpa kendala. Survei terbaru dari Gartner mengungkapkan bahwa mayoritas pemimpin teknik, tepatnya 77%, mengidentifikasi integrasi AI ke dalam aplikasi sebagai tantangan yang signifikan atau moderat. Temuan ini menggarisbawahi adanya kerumitan dalam memanfaatkan AI untuk menyempurnakan produk digital.

Menyikapi tantangan yang ada, para ahli menyarankan pendekatan yang lebih terstruktur dan terintegrasi. Solusi yang direkomendasikan adalah dengan memanfaatkan platform pengembangan aplikasi berbasis AI atau platform dengan ekosistem yang unggul. Cara ini dinilai lebih efektif ketimbang menggabungkan banyak vendor, model bahasa besar (large language model/LLM), dan layanan AI yang berdiri sendiri.

“Para pemimpin teknik harus memilih platform pengembangan aplikasi AI atau platform yang memiliki ekosistem terbaik, bukan kombinasi dari berbagai vendor, model bahasa besar, dan layanan AI,” kata Jim Scheibmeir, VP Analyst di Gartner.

Survei Gartner juga menunjukkan bahwa penggunaan alat AI untuk membantu alur kerja rekayasa perangkat lunak menjadi perhatian signifikan bagi 71% pemimpin teknik. Alat-alat AI ini dapat berfungsi sebagai asisten virtual bagi para insinyur, membantu mereka dalam tugas-tugas seperti penulisan kode, pengujian, dan pemecahan masalah. Dengan adanya asisten AI, para pengembang dapat lebih fokus pada aspek-aspek yang lebih kompleks dan inovatif dalam pekerjaan mereka. Survei Gartner juga menemukan bahwa 38% responden menganggap penggunaan AI untuk mempelajari keterampilan baru sebagai teknik yang paling efektif. 

Dampak AI juga merambah pada komposisi tim pengembangan perangkat lunak. Gartner memprediksi bahwa pada tahun 2028, GenAI akan memungkinkan 40% anggota tim perangkat lunak berasal dari latar belakang pendidikan non-tradisional, meningkat dari 20% saat ini. Hal ini menunjukkan bahwa keahlian dalam berinteraksi dan memanfaatkan AI akan menjadi semakin penting, bahkan bagi individu yang tidak memiliki latar belakang ilmu komputer atau teknik. Kehadiran anggota tim dengan latar belakang yang beragam, seperti desain, psikologi, dan seni, diyakini akan membawa perspektif baru dan pendekatan pemecahan masalah yang lebih kreatif.