Investasi AI Di Asia Pasifik Capai USD15,4 Miliar

(Source: IDC)

Meskipun terjadi perlambatan volume kesepakatan investasi pada tahun 2024, lanskap investasi Kecerdasan Buatan (AI) di Asia Pasifik tetap menunjukkan angka yang mengesankan. Minat yang terus meningkat pada solusi yang dapat diskalakan dan inovasi khusus industri telah mendorong modal yang diinvestasikan di bisnis digital native berbasis AI mencapai angka miliaran dolar. Fenomena ini menandai Asia Pasifik sebagai pusat penting bagi investasi AI global, meskipun ada tantangan dalam hal kematangan AI di beberapa wilayah.

Laporan IDC Tentang Investasi AI

Laporan IDC terbaru mengungkapkan bahwa total modal yang diinvestasikan dalam digital native business (DNB)berbasis AI di AsiaPasifik mencapai USD15,4 miliar. Sektor teknologi informasi memimpin aktivitas investasi AI di wilayah ini pada tahun 2024, dengan mayoritas kesepakatan menargetkan komputasi awan, keamanan siber, platform SaaS, analitik data, dan machine learning. Sektor layanan kesehatan juga muncul sebagai sektor yang berkembang pesat, didorong oleh terobosan dalam diagnostik, penemuan obat, dan perawatan yang dipersonalisasi.

Dilihat dari wilayahnya, Tiongkok, Korea Selatan, dan Jepang menjadi daya tarik utama bagi modal AI, sementara India menonjol karena inovasi AI-nya yang didorong oleh perangkat lunak dan dapat diskalakan. Namun, laporan ini juga menyoroti beberapa tantangan. Lebih dari 50% DNB di Asia Pasifik masih berada pada tahap berulang dalam kematangan AI, tertinggal di belakang Amerika Utara dan Eropa. Hanya 29% DNB yang telah mencapai tahap optimal dengan deployment AI yang diskalakan sepenuhnya, menciptakan peluang signifikan bagi vendor untuk mendukung kesiapan infrastruktur, integrasi data, dan kasus penggunaan otomatisasi.

Model Kemitraan Adopsi AI 

Dalam menghadapi situasi ini, 42% DNB kini mencari co-inovasi strategis dari vendor, lebih menyukai mereka yang menyediakan platform modular, terukur, dan dukungan lokal. Ini menunjukkan pergeseran menuju kemitraan yang lebih mendalam dan kolaboratif antara DNB dan vendor teknologi. Laporan IDC ini, yang didasarkan pada Survei Gelombang AI 1 tahun 2025 dan data dari lebih dari 2.300 kesepakatan venture capital, menawarkan peta jalan bagi vendor teknologi dan investor untuk menavigasi pergeseran investasi AI, menilai kesiapan infrastruktur, dan mengidentifikasi model kemitraan yang disesuaikan untuk menskalakan adopsi AI di ekosistem digital native Asia Pasifik.

“Dengan perpaduan unik antara ambisi teknologi, dukungan pemerintah dan kebijakan, serta kelincahan DNB, AsiaPasifik muncul sebagai pusat global untuk investasi AI,” kata Supriya Deka, manajer riset, Asia Pasifik usaha kecil dan menengah dan DNB, IDC Asia Pasifik.