Akal imitasi (artificial intelligence/AI) terlihat semakin menjadi pilar penting dalam strategi bisnis para pemimpin perusahaan. Studi terbaru SAP menyebutkan 44% eksekutif di tingkat tinggi (seperti CEO dan CFO) bersedia merevisi keputusan pribadi setelah mendapat masukan dari AI. Mengapa mereka lebih mengutamakan rekomendasi mesin daripada pengalaman manusia? Alasan utamanya adalah kecepatan dan ketepatan AI dalam mengolah data yang kompleks, serta kemampuannya mengidentifikasi risiko yang mungkin tidak terlihat oleh manusia. Ini membuktikan AI tidak lagi hanya sebagai alat pendukung, melainkan sudah menjadi partner penting dalam menentukan arah perusahaan.
Hasil riset SAP dan Wakefield Research terhadap 300 eksekutif perusahaan Amerika Serikat dengan pendapatan tahunan di atas USD1 miliar mengungkap kepecayaan luar biasa pada AI. Tercatat 74% responden lebih percaya kepada AI daripada keluarga dan teman. Jared Coyle, Chief AI Officer SAP Amerika Utara, mengatakan, “Apa yang disampaikan oleh studi ini adalah AI merupakan bagian dari lingkaran dalam yang terpercaya.”
Peran AI tidak sekadar menganalisis angka, tetapi juga mendukung keputusan strategis. Sebanyak 52% eksekutif mengaku AI menjadi sumber rekomendasi utama, 48% memanfaatkannya untuk mendeteksi potensi risiko, dan 47% menggunakannya untuk merancang alternatif strategi. Di bidang operasional, 40% perusahaan memanfaatkan AI untuk inovasi produk, menyusun anggaran, dan riset pasar. Bahkan, 15% eksekutif menggunakan AI lebih dari sekali sehari.
Tidak hanya di tempat kerja, AI juga meningkatkan kualitas hidup para eksekutif. Sebanyak 39% menyatakan keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi mereka membaik, 38% merasa kesehatan mental lebih terjaga, dan 31% mengaku tingkat stres berkurang. Hal ini terjadi karena AI mampu mengotomatisasi tugas repetitif, mempercepat analisis data, dan memberikan prediksi bisnis yang akurat, sehingga para pemimpin punya lebih banyak waktu untuk fokus pada inovasi.
Meski AI menjanjikan manfaat besar, membangun kepercayaan terhadapnya tidaklah mudah. Banyak perusahaan masih menghadapi kendala seperti data yang terfragmentasi antar divisi atau kualitas data yang tidak konsisten. Solusinya adalah memastikan data dari berbagai sumber atau departemen dalam organisasi memiliki definisi yang konsisten dan dapat dipahami dengan cara yang sama oleh semua orang. SAP menghadirkan Business Data Cloud, platform yang mengintegrasikan data dari seluruh sistem perusahaan, termasuk sumber eksternal. Sistem ini akan membuat tingkat kepercayaan pada AI tidak hanya berasal dari teknologinya, tetapi juga dari fondasi data yang kuat.