(Source: IDC)s
Cepatnya adopsi AI generatif telah membawa perubahan signifikan dalam pengembangan perangkat lunak, khususnya di wilayah Asia Pasifik. Para pengembang tidak lagi hanya menulis kode, tetapi mulai merancang logika penalaran, sementara pipeline perangkat lunak bertransformasi menjadi kolaborator cerdas. Namun, seiring dengan kecepatan inovasi ini, muncul kebutuhan mendesak untuk memastikan bahwa pengembangan AI dilakukan secara bertanggung jawab dan etis, sebuah tantangan yang kini menjadi prioritas utama bagi banyak organisasi.
Laporan Dari IDC Terhadap Integrasi Ke GenAI
Sebuah laporan terbaru dari IDC, mengungkapkan pergeseran besar ini. Laporan tersebut menunjukkan bahwa 34% organisasi di Asia Pasifik kini memprioritaskan tata kelola AI saat mereka mengintegrasikan GenAI ke seluruh sistem bisnis dan TI. Hal yang paling menonjol adalah organisasi mulai menanamkan tata kelola AI langsung pada tingkat kode sumber, bukan hanya pada lapisan kebijakan, menandakan pendekatan yang lebih terintegrasi dan mendalam.
IDC mendorong organisasi di Asia Pasifik untuk mengadopsi GenAI dengan pendekatan tata kelola berdasarkan desain. Ini berarti menyematkan pengawasan AI pada tingkat kode sumber untuk memastikan ketertelusuran, penjelasan, dan keamanan, terutama di sektor-sektor yang diatur. Perusahaan yang mengintegrasikan tata kelola AI sepanjang siklus hidup pengembangan perangkat lunak akan mendapatkan manfaat seperti persetujuan tender publik yang lebih cepat dan berkurangnya risiko kepatuhan. Sebanyak 63% organisasi di Asia/Pasifik mengidentifikasi ketiga aspek ini ketertelusuran, kepatuhan, dan tata kelola sebagai sangat penting untuk membangun strategi otomatisasi AI yang siap di masa depan.
Negara-negara seperti Singapura, India, dan Australia juga aktif mengembangkan kerangka kerja tata kelola AI yang berfokus pada penggunaan etis, transparansi, dan kepatuhan regulasi. Ini menjadi faktor kunci yang memungkinkan integrasi GenAI yang aman ke dalam pengembangan perangkat lunak. Seiring GenAI semakin tertanam dalam software development life cycle (SDLC), tata kelola yang kuat menjadi esensial. GenAI yang bertanggung jawab mendorong inovasi tepercaya dengan memastikan kode tidak hanya cepat, tetapi juga aman, dapat dijelaskan, dan adil. IDC mencatat bahwa 32% organisasi di Asia Pasifik kini memprioritaskan AI yang etis, kepatuhan regulasi, dan praktik data yang aman dalam strategi AI mereka.
Dhiraj Badgujar, senior research manager, IDC Asia Pasifik, mengatakan, “GenAI merevolusi siklus hidup pengembangan perangkat lunak di seluruh Asia Pasifik, mengubah cara kita berpikir tentang kecepatan, tata kelola, dan inovasi.”