90% Developer Kini Gunakan AI, Kata Google

Metode pengembangan perangkat lunak telah berubah dengan keterlibatan kecerdasan buatan (AI). Menurut Laporan DORA 2025 dari Google Cloud, adopsi AI di kalangan profesional pengembangan perangkat lunak melonjak hingga 90%, yang merupakan peningkatan 14% dari tahun sebelumnya. Kenyataan ini menunjukkan bahwa para profesional, mulai dari pengembang hingga manajer produk, kini mengintegrasikan AI ke dalam alur kerja inti mereka, dengan rata-rata mendedikasikan dua jam setiap hari untuk bekerja menggunakan alat tersebut.

Untuk mengoptimalkan penggunaan alat ini, organisasi perlu memahami bahwa adopsi AI saja tidak cukup untuk menjamin kesuksesan. Solusi untuk merealisasikan potensi penuh AI menuntut perusahaan untuk mengembangkan budaya, proses, dan sistem mereka agar dapat mendukung era baru pengembangan perangkat lunak. Hal ini berarti AI harus diperlakukan sebagai alat pendukung yang memperkuat kinerja tim, bukan sebagai pengganti penuh penilaian manusia.

AI Dongkrak Kinerja Individu

Adopsi dan ketergantungan pada AI dalam bidang pengembangan perangkat lunak menunjukkan adanya manfaat yang jelas. Mayoritas signifikan 65% responden survei sangat mengandalkan AI untuk pengembangan perangkat lunak, dengan 37% melaporkan ketergantungan sedang, 20% banyak, dan 8% sangat banyak.

Berikut manfaat AI dalam pengembangan perangkat lunak di laporan DORA:

  • Meningkatkan Produktivitas: Lebih dari 80% responden menunjukkan bahwa AI telah meningkatkan produktivitas mereka secara signifikan.
  • Memperbaiki Kualitas Kode: Mayoritas, yaitu 59%, melaporkan pengaruh positif AI terhadap kualitas kode yang dihasilkan.
  • Meningkatkan Throughput Pengiriman: Adopsi AI terkait dengan throughput pengiriman perangkat lunak yang lebih tinggi, yang berarti tim merilis lebih banyak perangkat lunak dan aplikasi.

Meskipun AI jelas meningkatkan kinerja individu, efeknya pada organisasi menunjukkan adanya hal yang lebih rumit. Laporan DORA 2025 mengungkap adanya paradoks kepercayaan yaitu 24% responden memiliki banyak atau sangat banyak kepercayaan pada AI, namun 30% hanya mempercayainya sedikit atau tidak sama sekali. Kenyataan ini menunjukkan bahwa output AI dianggap berguna dan berharga meskipun kurangnya kepercayaan penuh, yang menyiratkan bahwa AI berfungsi sebagai alat pendukung untuk meningkatkan produktivitas, bukan menggantikan keahlian manusia.

Penelitian tahun ini juga menemukan bahwa AI dapat berfungsi sebagai cermin dan pengganda. Dalam organisasi yang padu, AI meningkatkan efektivitas. Sebaliknya, dalam organisasi yang terfragmentasi, AI justru menyoroti kelemahan yang ada.

Bagi organisasi yang siap mengadopsi AI, alat-alat baru dapat membantu mereka mengembangkan proses kerja mereka, yang berarti mereka mendapatkan manfaat dari peningkatan produktivitas dan transformasi yang dihasilkan. DORA juga memperkenalkan cetak biru baru, Model Kemampuan AI DORA, yang terdiri dari tujuh kapabilitas penting untuk memperkuat dampak AI melalui perpaduan faktor teknis dan budaya.