AI Dorong Pertumbuhan Ekonomi Digital Indonesia

(Source: East.vc)

Di tengah ketidakpastian ekonomi global, ekonomi digital Indonesia menunjukkan ketahanan dan pertumbuhan. Laporan terbaru East Ventures Digital Competitiveness Index 2025 menyoroti bahwa ekosistem digital Indonesia tetap berkembang, karena didukung oleh peningkatan transaksi daring dan adopsi teknologi terkini, termasuk kecerdasan buatan (AI). Meskipun investasi ke startup teknologi sempat menurun, laju transformasi digital dan kontribusi sektor ini terhadap perekonomian nasional terus menguat, menjadikannya tulang punggung ekonomi masa depan.

Riset Menenai Trasformasi Digital Indonesia

Laporan EV-DCI 2025, hasil riset dari East Ventures bersama Katadata Insight Center, menyampaikan optimisme mengenai transformasi digital Indonesia. Data dari e-Conomy SEA 2024 menunjukkan total nilai barang yang terjual (Gross Merchandise Value) oleh sektor digital Indonesia diproyeksikan mencapai USD90 miliar pada 2024, meningkat 13% dari tahun sebelumnya. Sektor e-commerce masih menjadi kontributor terbesar, dengan proyeksi USD65 miliar pada 2024. Kontribusi ekonomi digital terhadap Produk Domestik Bruto saat ini berkisar 4-5%, dengan target ambisius 20% pada 2045, menegaskan perannya sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi.

Empat Isu Trasformasi Digital

Riset EV-DCI menggarisbawahi empat isu utama yang menjadi tantangan dalam mengembangkan transformasi digital yang inklusif. Terdapat regulasi yang belum memadai untuk merespons perkembangan teknologi dan inovasi terkini, seperti belum adanya peraturan spesifik tentang keamanan siber dan tata kelola AI, serta belum efektifnya implementasi Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi. Selain itu, ada ketimpangan akses dan kualitas internet di berbagai wilayah, yang menyoroti pentingnya peran sektor swasta dan masyarakat dalam membangun infrastruktur konektivitas.

Selanjutnya, jumlah talenta digital belum mencukupi kebutuhan transformasi digital nasional. Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) memperkirakan kebutuhan sembilan juta talenta digital pada 2030, sementara yang dapat dicetak baru sekitar tujuh juta. Untuk itu, diperlukan penyelarasan kurikulum pendidikan, pemberian akses pelatihan digital di daerah, penyediaan portal informasi dan jejaring profesional, serta penyederhanaan layanan digitalisasi tenaga kerja. Terakhir, terdapat keterbatasan pembiayaan bagi pelaku ekonomi digital, khususnya Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.

Rekomendasi Tiga Strategi Transformasi Digital

Sebagai solusinya, laporan EV-DCI merekomendasikan tiga strategi utama. Pemerintah perlu mengoptimalkan program prioritas nasional dengan memanfaatkan teknologi terkini. Selain itu, ekosistem digital harus diperkuat melalui regulasi, infrastruktur, dan pengembangan talenta digital. Terakhir, pemerataan ekonomi digital secara menyeluruh juga krusial agar manfaatnya dapat dirasakan secara inklusif oleh seluruh masyarakat.

Ekosistem portofolio East Ventures memainkan peran penting dalam memperkuat inklusi keuangan dan digital di daerah. Mekari membantu Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dengan solusi akuntansi dan sumber daya manusia, sementara Xendit memperluas akses pembayaran digital hingga ke merchant di luar pusat ekonomi besar. Selain memberikan solusi langsung, startup binaan East Ventures juga berkolaborasi dengan pemerintah. Komunal bekerja sama dengan Bank Perkreditan Rakyat untuk mendigitalisasi proses kredit. McEasy aktif bermitra dalam digitalisasi administrasi daerah dan sistem transportasi.

Perusahaan portofolio East Ventures juga mengadopsi AI secara masif. Waresix, startup logistik, memanfaatkan AI untuk menyederhanakan manajemen armada dan meningkatkan akurasi kedatangan. Xendit menggunakan AI untuk mendeteksi fraud dan mengotomatisasi layanan pelanggan. Sementara itu, Stockbit, aplikasi investasi, memanfaatkan AI untuk mengembangkan produk dan layanan.

Respons startup East Ventures terhadap pemanfaatan AI mencerminkan kesiapan industri untuk pelayanan berbasis data. Sebagai langkah konkret, East Ventures meluncurkan IndoBuild AI, sebuah platform kolaboratif bagi inovator AI untuk mengembangkan solusi di berbagai sektor, yang diproyeksikan mampu memberikan kontribusi sebesar 12% terhadap PDB atau setara USD366 miliar pada 2030.