AI Genjot Penipuan Berkedok Lowongan kerja

(Source: Freepik)

Dalam beberapa tahun terakhir, pasar kerja telah mengalami transformasi dramatis, di mana teknologi mempermudah pertemuan antara pemberi kerja dan pencari kerja. Namun, alat digital yang sama ini juga disalahgunakan oleh pihak tidak bertanggung jawab, memunculkan tren penipuan perekrutan yang semakin marak dan canggih. Penipuan ini tidak hanya meningkat dalam frekuensi, tetapi juga menjadi lebih kompleks dalam menargetkan pencari kerja di seluruh dunia.

Penipuan perekrutan biasanya berawal dari tawaran pekerjaan palsu. Pelaku, yang menyamar sebagai perwakilan dari perusahaan asli atau fiktif, akan menghubungi target melalui platform pencarian kerja, email, media sosial, bahkan personal chat.

Tujuan Penipuan Lowongan Kerja Palsu

Tujuan utama dari penipuan ini bermacam-macam, namun seringkali berujung pada keuntungan finansial. Mereka mungkin meminta korban untuk membayar di muka untuk berbagai hal, seperti materi pelatihan, perangkat lunak, pemeriksaan latar belakang, atau peralatan kerja, yang pada akhirnya tidak pernah dikirim atau memang tidak ada. Jenis penipuan lain bertujuan untuk mengumpulkan data pribadi yang kemudian bisa digunakan untuk pencurian identitas. Bahkan, dalam kasus yang paling canggih secara teknis, korban bisa saja tertipu untuk mengunduh malware dengan dalih sebagai alat atau dokumen terkait pekerjaan.

Metode yang dipakai penipu sengaja dibuat agar tampak sah. Beberapa penipu bahkan berupaya keras meniru perusahaan sungguhan, lengkap dengan alamat email palsu yang menyerupai domain resmi, logo yang disalin dari situs web otentik, dan bahkan wawancara kerja palsu yang dilakukan melalui panggilan video atau platform chat. Mereka sering mengirimkan surat penawaran dan dokumen onboarding yang terlihat profesional. Pada saat pencari kerja menyadari ada yang tidak beres, uang atau data pribadi mereka mungkin sudah hilang.

Yang semakin mengkhawatirkan adalah pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) untuk mendukung penipuan ini. Alat AI generatif kini mampu menghasilkan email, deskripsi pekerjaan, profil perekrut, dan bahkan percakapan chatbot real-time yang meyakinkan serta tampak sangat otentik. Penipu menggunakan persona yang dihasilkan AI, lengkap dengan wawancara video deepfake dan komunikasi suara yang dibuat otomatis, untuk meniru perekrut yang sah.

Kerugian terhadap Penipuan Lowongan Kerja

Skala dan dampak masalah ini sangat lah besar. Menurut data terbaru dari Federal Trade Commission (FTC), kerugian finansial akibat penipuan pekerjaan di Amerika Serikat saja meningkat drastis dari USD90 juta pada 2020 menjadi lebih dari USD500 juta pada 2024. Dalam periode yang sama, jumlah insiden yang dilaporkan tumbuh dari sekitar 38.000 menjadi lebih dari 105.000. Angka-angka ini hanya mencerminkan korban yang melaporkan pengalaman mereka dengan jumlah sebenarnya kemungkinan jauh lebih tinggi.

Jika kita menduga telah menjadi korban penipuan perekrutan, tindakan cepat dapat membantu meminimalkan dampaknya dan melindungi identitas kita. Langkah-langkah yang disarankan meliputi:

  1. Segera hentikan komunikasi dengan penipu.

  2. Hubungi lembaga keuangan untuk menghentikan pembayaran.

  3. Laporkan insiden tersebut ke pihak yang berwajib. Di indonesia bisa melapor ke KEMENAKER dan Kepolisian.

  4. Tempatkan peringatan penipuan atau bekukan kredit melalui biro kredit utama.

  5. Dokumentasikan semua korespondensi yang berkaitan dengan penipuan.

  6. Beritahu platform lowongan kerja jika penipuan tersebut berasal dari salah satu daftar mereka.

Ada beberapa jenis penipuan yang sering terjadi dan perlu diwaspadai. Salah satunya adalah skema biaya di muka, di mana korban diminta membayar di awal untuk kursus sertifikasi, jaminan keamanan peralatan, atau perangkat lunak khusus. Padahal, perlu diingat bahwa pemberi kerja yang sah tidak akan pernah meminta kandidat membayar apa pun yang dibutuhkan untuk pekerjaan.

Selain itu, phishing juga marak. Penipu mengirimkan email atau pesan palsu untuk menipu penerima agar memberikan informasi pribadi. Lalu, ada juga lowongan pekerjaan palsu yang dirancang untuk mengumpulkan resume dan data pribadi. Lowongan semacam ini sering muncul di platform pekerjaan besar atau media sosial dan bisa menautkan ke situs web yang terlihat realistis, namun sebenarnya palsu.