AI Mengubah Cara Kita Bercerita

Revolusi AI video understanding membuka era baru dalam penceritaan digital. Teknologi ini menghapus batasan manusia dalam memahami footage dan memungkinkan munculnya format naratif yang sebelumnya mustahil secara ekonomi.

Marshall McLuhan pernah berkata bahwa dengan setiap teknologi baru, yang berubah adalah kerangka kerja bukan hanya gambar di dalam kerangka tersebut. Dalam produksi video, setiap lompatan teknologi tidak hanya mempercepat produksi, tetapi juga mengungkapkan bentuk penceritaan baru yang sebelumnya tersembunyi di balik keterbatasan alat. 

Kini kita menyaksikan perubahan mendasar lainnya. Berbeda dari revolusi sebelumnya yang menciptakan batasan baru, era AI video understanding justru menghapus hambatan tertua, yaitu keterbatasan manusia dalam memahami dan memproses footage. Ini bukan sekadar soal kecepatan alur kerja, melainkan tentang jenis cerita yang sebelumnya hanya mungkin secara teori, kini menjadi mungkin secara ekonomi.

Evolusi Penceritaan Video

Sejarah menunjukkan pola yang konsisten. Setiap teknologi baru menciptakan hambatan baru yang akhirnya melahirkan cara konten dibuat, dikonsumsi, dan dimaknai yang baru pula.

  • 1950–1960an: Reel Film dan Struktur Naratif Klasik
    Reel film berdurasi 11 menit memaksa penulis menyusun adegan di sekitar pergantian reel. Serial seperti I Love Lucy menggunakan format tiga kamera dan penonton langsung, menghasilkan pertunjukan yang ketat seperti teater. Struktur tiga babak dari era ini masih menjadi standar naratif hingga kini.
  • 1970–1980an: Pita Magnetik dan Lahirnya Siaran Langsung
    Teknologi Sony U-matic dan Betacam membuat produksi lapangan lebih lincah, melahirkan format “breaking news” dan siaran langsung. Biaya produksi turun, dan konsep “Live from the scene” menjadi genre tersendiri.
  • 1990–2000an: Arsip Digital dan Penceritaan Non-Linear
    Sistem penyuntingan non-linear seperti Avid memungkinkan footage disimpan, dicari, dan di-remix tanpa batas. Serial seperti Lost dan 24 memperkenalkan alur multi-garis waktu dan penceritaan real-time—sesuatu yang mustahil di era linear editing.
  • 2000–2010an: Kamera Digital Murah dan Reality TV
    Kamera terjangkau memungkinkan syuting dengan puluhan kamera secara simultan. Format Reality TV seperti The Bachelor muncul, di mana produser menemukan narasi dari ratusan jam rekaman. Hambatan berpindah dari biaya kamera ke waktu manusia dalam meninjau footage.
  • 2010–2020an: Smartphone dan Format Vertikal Ultra-Pendek
    Ledakan konten TikTok dan Instagram melahirkan format vertikal yang ringkas, dengan tata bahasa baru seperti jump cut dan duet. Mesin rekomendasi berbasis metadata dan transkrip menjadi validasi awal bagi nilai model pemahaman video berbasis AI.
  • Dalam revolusi terakhir 2010-2020an, smartphone melahirkan format vertikal ultra-pendek, yang dioptimalkan untuk distribusi algoritmik seperti TikTok. Mesin rekomendasi ini, yang memanfaatkan metadata dan transkrip, memberikan validasi nilai model pemahaman video yang akan mengubah konten sekali lagi.

AI Menghapus Batasan Pemrosesan Manusia

Model AI video understanding memahami hubungan antara elemen visual, temporal, dan konteks secara bersamaan. AI menangkap emergent properties, komedi dari penjajaran, ketegangan dari timing, makna dari gerakan.

Pendekatan lama hanya menguraikan video ke potongan transkrip, objek, atau frame, lalu mencoba menyatukannya kembali. Model video-native seperti Pegasus dari TwelveLabs justru memahami hubungan yang membentuk makna. Dalam adegan Shaun of the Dead, misalnya, model ini menangkap bahwa ketidaksadaran Shaun terhadap wabah zombie menciptakan humor melalui penjajaran antara aksi biasa dan situasi luar biasa.

AI kini mampu memahami dinamika “ada sesuatu yang tidak beres” tanpa harus mengetahui semua detail halus. Ini perbedaan besar antara sistem yang sekadar mengenali orang dan zombie dengan sistem yang memahami bahwa hubungan keduanya menciptakan komedi.

Peran utama AI adalah menghapus batasan bandwidth manusia yang membuat format tertentu tidak efisien secara ekonomi. Contohnya adalah Arrested Development Season 4 di Netflix, di mana setiap episode mengikuti karakter berbeda dalam periode waktu yang sama. Upaya menyusun urutan kronologis yang koheren membutuhkan ratusan jam kerja manual. Dengan AI, format multi-perspektif seperti ini menjadi jauh lebih layak dan efisien.