Perusahaan dan organisasi di kawasan Asia Pasifik saat ini sedang mempercepat pengeluaran untuk keamanan cloud. Menurut laporan dari IDC, pendorong utamanya adalah adopsi hybrid cloud, munculnya ancaman siber yang digerakkan oleh AI, serta adanya aturan baru dari pemerintah. IDC juga mencatat bahwa pasar keamanan cloud saat ini terbilang rumit dan terfragmentasi, di mana perusahaan harus menyeimbangkan inovasi dengan kebutuhan akan infrastruktur keamanan yang terintegrasi.
Menanggapi situasi ini, perusahaan memprioritaskan investasi pada keamanan cloud seiring dengan migrasi beban kerja dan data mereka ke berbagai lingkungan cloud. Tujuannya adalah untuk mendukung keberlangsungan bisnis dan strategi ketahanan digital. Dengan mengimplementasikan alat-alat keamanan seperti solusi pemulihan bencana, tata kelola data, dan respons insiden, perusahaan dapat meminimalkan waktu henti serta mempercepat respons dan pemulihan dari potensi ancaman siber.
Lima Prioritas Bagi Penyedia Teknologi
- Meningkatkan Penawaran Keamanan Cloud dengan memperkuat solusi seperti Zero Trust, IAM, CNAPP, dan CSPM. Ini berfungsi sebagai pendukung utama dalam lingkungan multi- dan hybrid cloud yang kuat, dengan fokus utama pada pengamanan API dan beban kerja dalam kontainer untuk mencegah kebocoran data.
- Memprioritaskan Keamanan dan Tata Kelola Data untuk lingkungan multi- dan hybrid cloud. Solusi harus dapat membantu perusahaan mematuhi regulasi pemerintah terbaru, seperti yang ada di India, Singapura, dan Australia.
- Mengotomatisasi dan Menghumanisasi Keamanan Cloud dengan tujuan mengurangi kerumitan dalam penggunaan dan pengelolaan solusi keamanan.
- Mengintegrasikan Intelijen Ancaman ke dalam solusi keamanan cloud. Hal ini untuk memastikan visibilitas platform yang lebih baik dengan menyediakan kemampuan deteksi ancaman dan solusi remediasi otomatis.
- Solusi Keamanan Cloud Bertenaga AI yang menggunakan algoritma AI/ML. Tujuannya adalah untuk memperkuat kemampuan perburuan ancaman, kueri otomatis, pemodelan ancaman prediktif, dan remediasi real-time.
“Bagi penyedia layanan keamanan, kemampuan dalam Zero Trust, CNAPP, deteksi ancaman otomatis, dan kepatuhan regulasi akan menjadi kunci dalam membangun ketahanan dan kepercayaan di kalangan perusahaan di Asia Pasifik,” kata Yih Khai Wong, senior research manager, Cybersecurity Products and Services, IDC Asia Pacific.