BUMA Optimalkan Operasional Pertambangan dengan Microsoft AI

Teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence) menjadi faktor kunci dalam meningkatkan efisiensi dan daya saing berbagai industri, termasuk pertambangan. Perusahaan-perusahaan besar mulai beralih ke solusi berbasis AI untuk mengoptimalkan operasional, mengurangi kesalahan manusia, dan meningkatkan produktivitas. Dengan industri pertambangan yang memiliki tantangan besar dalam manajemen tenaga kerja, logistik, dan pengolahan data, adopsi teknologi AI menjadi kebutuhan mendesak agar bisnis tetap kompetitif dan berkelanjutan.

BUMA, salah satu kontraktor pertambangan terbesar di Indonesia, terus meningkatkan efisiensi operasionalnya dengan mengadopsi teknologi AI dari Microsoft. Dengan lebih dari 12.000 karyawan yang tersebar di 11 lokasi tambang, perusahaan menghadapi tantangan dalam mengelola produktivitas dan komunikasi internal. Untuk mengatasinya, BUMA mengimplementasikan Copilot for Microsoft 365 kepada 100 karyawan pada tahap awal. Hasilnya, tugas administratif yang sebelumnya memakan waktu berjam-jam kini dapat diselesaikan lebih cepat, meningkatkan efisiensi hingga 30%.

Selain meningkatkan produktivitas, BUMA juga mengandalkan layanan cloud Microsoft untuk pengelolaan data yang lebih aman dan fleksibel. Dengan sistem berbasis AI, perusahaan dapat melakukan analisis data secara real-time, memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih akurat dan cepat. Misalnya, penerapan solusi digital ini membantu mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk menyusun laporan operasional dari 5 hari menjadi 1 hari, sehingga tim dapat lebih fokus pada strategi bisnis dan operasional tambang yang lebih efektif.

Transformasi digital ini menunjukkan dampak besar AI terhadap industri pertambangan. Dengan penggunaan Microsoft AI, BUMA tidak hanya meningkatkan efisiensi kerja tetapi juga mengurangi risiko kesalahan manusia dalam proses operasional. Ke depan, perusahaan berencana memperluas pemanfaatan teknologi ini untuk meningkatkan produktivitas lebih lanjut, dengan target efisiensi operasional hingga 50% dalam beberapa tahun ke depan.