Cara Baru Microsoft Kenalkan Coding Dan AI Lewat Gamifikasi

(Source: Microsoft)

Literasi digital saat ini bukan lagi sekadar kemampuan tambahan, melainkan pondasi utama untuk mempersiapkan generasi muda menghadapi masa depan. Hal ini penting di tengah percepatan transformasi digital dan pertumbuhan teknologi Kecerdasan Buatan (AI). Indonesia membutuhkan banyak talenta informatika untuk mendukung pencapaian visi Indonesia Emas 2045. Namun, mencetak generasi unggul akan lebih optimal jika tidak hanya melalui metode biasa, tetapi juga melalui penanaman keterampilan digital seperti coding dan kecakapan dalam penggunaan AI, yang perlu dimulai dari jenjang pendidikan dasar dan menengah.

Kurikulum Berbasis Gamifikasi Dari Microsoft 

Penanaman keterampilan tersebut tidak cukup hanya dengan penyampaian materi di ruang kelas, tetapi perlu dihadirkan dengan pendekatan yang relevan dan menarik agar siswa tidak hanya adaptif tetapi juga mampu berinovasi. Salah satu pendekatan yang efektif adalah melalui gamifikasi, yang dapat diintegrasikan melalui kurikulum yang adaptif serta pemanfaatan platform digital yang selaras dengan kebutuhan akademik. Sebagai solusi, Microsoft menghadirkan Minecraft Education sebagai platform berbasis gamifikasi.

Minecraft Education dirancang untuk mengenalkan coding dan AI sejak dini, serta membekali generasi muda dengan keterampilan digital yang relevan. Program ini menempatkan guru sebagai ujung tombak, dengan fokus pada penguasaan keahlian 21st Century Learning Design (CLD), agar mereka mampu mengajarkannya kembali kepada siswa secara efektif.

“Melalui program elevAIte Indonesia, Microsoft menghadirkan Minecraft Education sebagai platform  berbasis gamifikasi untuk mengenalkan coding dan AI sejak dini, serta membekali generasi muda dengan keterampilan digital yang relevan. Inisiatif ini merupakan bagian dari komitmen kami dalam mendukung kesiapan talenta masa depan Indonesia di tengah transformasi AI dan ekonomi digital,” kata Arief Suseno, AI National Skills Director, Microsoft Indonesia. 

Gamifikasi Suasana Belajar Baru 

Microsoft telah berkolaborasi dengan sejumlah sekolah, mulai dari pendidikan dasar hingga menengah atas, untuk mengintegrasikan Minecraft Education sebagai sarana edukasi yang tidak hanya interaktif, tetapi juga mendorong kreativitas, kolaborasi, dan kemampuan pemecahan masalah siswa. Misalnya, di Kinderfield Primary Duren Sawit, Minecraft Education menyederhanakan konsep pemrograman melalui visualisasi dan simulasi dunia nyata, menghidupkan semangat eksploratif siswa usia dini, sehingga mereka belajar logika berpikir dan bahasa pemrograman dengan cara yang mudah.

Di SMP Labschool Jakarta, tiga guru muda dan inovatif berhasil menciptakan suasana belajar baru yang disukai para murid dengan mengintegrasikan Minecraft Education. Siswa dapat berkreasi di Minecraft sambil belajar coding, menggunakan agen AI dalam permainan, mencari jawaban dari persoalan matematika dengan visualisasi, dan memperkaya literatur serta memperkuat narasi di pelajaran Bahasa Indonesia. Guru TIK MAN 9 Jakarta, Catur Yoga, juga berhasil mengintegrasikan Minecraft Education, menjadikan game ini sebagai jendela bagi siswa untuk memahami alur pemrograman dan logika komputasi dengan lebih mudah.

Fungsi Minecraft Education Terhadap Siswa

Minecraft Education adalah mengubah persepsi siswa terhadap coding dan AI dari yang rumit menjadi menyenangkan. Siswa kini bisa membuat objek dengan instruksi logis menggunakan chat bot berbasis AI dalam game, dan para guru lebih mudah memantau kemajuan. Ini mendorong siswa untuk menjadi pencipta yang proaktif, terus mencoba, menghadapi kegagalan, dan memperbaikinya. Hasilnya, siswa tidak hanya memahami, memproses, dan mengaktualisasikan apa yang ada di dunia virtual secara aplikatif, tetapi juga mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kolaboratif.

Contoh nyata kesuksesan penggunaan Minecraft Education adalah partisipasi siswa SMP Labschool Jakarta dalam proyek Reinventing the City bekerja sama dengan pemerintah, di mana mereka membuat replika sekolah dan menambahkan elemen inovasi seperti sistem low emission zone dan sensor lingkungan. Siswa MAN 9 Jakarta bahkan meraih juara dalam lomba Minecraft Sustainable Challenge, dengan ide-ide solutif untuk pengelolaan energi terbarukan, pengurangan sampah plastik, dan pengentasan kemiskinan.

Kisaha-kisah ini menunjukkan bahwa Minecraft Education bukan hanya sekadar memindahkan pelajaran dari papan tulis ke perangkat digital, melainkan mengubah cara belajar itu sendiri. Penerapan Minecraft Education menyentuh tiga hal penting dalam pendidikan abad ke-21 yaitu kemampuan berpikir kritis, kemampuan berkolaborasi, dan kemampuan aplikatif. Melalui inisiatif elevAIte Indonesia, Microsoft akan terus memperluas kesempatan bagi sekolah-sekolah di seluruh Indonesia untuk memanfaatkan pembelajaran berbasis game ini, membangun generasi muda yang cakap digital, mahir AI, dan siap menghadapi masa depan.