Cisco memperkenalkan Cisco IQ, antarmuka digital bertenaga AI yang menyatukan wawasan, otomatisasi, dan dukungan hiper-personal untuk membantu tim TI mengelola teknologi dengan lebih cerdas, cepat, dan proaktif di era AI.
Tim teknologi informasi (TI) zaman sekarang hidupnya seperti di dalam film thriller yang dari awal sampai habis tidak diberi napas, penuh ketegangan. Mereka kerja di tengah kekacauan, dikejar deadline, dikepung bug, dan diminta semuanya dibikin jadi otomatis. Padahal otak mereka sudah mau meledak, seperti laptopnya. Otomatisasi terpisah, visibilitas terfragmentasi, dan rapat yang tidak ada ujungnya membuat banyak tim TI lebih mirip pemadam kebakaran ketimbang inovator.
Cisco yang tampaknya kasihan melihat semua drama tim TI, akhirnya turun tangan dan menyarankan biar AI yang bekerja. Lahirlah Cisco IQ, alias antarmuka digital bertenaga AI yang katanya bisa bikin hidup tim TI lebih tenang.
Platform ini diklaim bisa menyatukan segala macam urusan dari perencanaan, penerapan, troubleshooting, sampai pembelajaran personal dalam satu wadah ajaib. Tidak seperti asisten virtual bisanya cuma menyarankan, “Apakah kamu sudah mencoba restart?” Tapi juga bisa memberi solusi sebelum tim TI kena penyakit panik. Cisco IQ diciptakan di saat yang tepat. Yaitu pada saat teknologi makin rumit dan manusia makin lelah pura-pura paham menganalisa dashboard yang terlalu banyak warnanya.
Dengan AI sebagai peran utamanya, Cisco IQ membuat semua hal jadi lebih cepat, lebih aman, lebih proaktif. Tidak ada lagi cerita tim TI ngoprek log error jam 2 pagi sambil bertanya-tanya kenapa hidupnya begini amat.
Dari Pemadam Kebakaran ke Peramal Digital
Cisco IQ akan mengubah aksi tim TI dari pemadam kebakaran menjadi peramal digital. Diharapkan tidak akan ada lagi teriakan histeris panik saat sistem down, karena platform ini bisa melihat gejalanya duluan sebelum musibah datang.
Platform ini membantu tim TI untuk:
- Mencegah masalah sebelum jadi drama besar, dengan penilaian otomatis yang bisa mencakup keamanan, konfigurasi, kepatuhan, dan kesiapan kuantum
- Memberi pandangan waktu nyata soal semua perangkat yang kamu punya, agar tidak kaget tiba-tiba router kelelahan luar biasa dan minta healing.
- Mempercepat pemecahan masalah dibantu AI yang jauh lebih sabar meladeni kamu daripada rekan satu tim.
- Memberi dukungan hiper-personal, selayaknya AI yang tahu maunya apa agar lingkungan TI bekerja lancar sementara kamu tidur nyenyak.
- Dan tidak ketinggalan, fleksibilitas yang tinggi. Bisa dipakai di cloud, on-prem, bahkan di tempat air-gapped yang bikin peretas kesulitan cari lubang.
“Cisco IQ adalah langkah terobosan kami dalam merancang ulang cara pelanggan berinteraksi dengan Cisco mulai dari perencanaan dan desain hingga optimasi dan transformasi,” kata Liz Centoni, Executive Vice President dan Chief Customer Experience Officer, Cisco. “Dengan kecerdasan buatan (AI) sebagai inti utamanya, Cisco IQ tidak hanya merespons. Ia secara cerdas memprediksi, mempersonalisasi, dan mentransformasi cara Anda mengevaluasi, mengimplementasikan, dan mengoperasikan sistem, memberikan pengalaman terintegrasi yang mengurangi kompleksitas dan memberdayakan tim IT untuk bertindak dengan jelas dan percaya diri.”








