Cloud Storage Butuh Hard Disk Drive Ramah Lingkungan, Western Digital Punya Jawabannya

Inovasi hard disk  drive (HDD) berbasis helium dari Western Digital membantu pusat data cloud dan AI mengatasi tantangan energi dengan efisiensi watt per terabyte yang jauh lebih baik dan TCO yang lebih rendah.

Pertumbuhan komputasi awan telah membawa manfaat besar bagi bisnis dan konsumen, namun di balik kemajuan tersebut tersembunyi tantangan serius berupa lonjakan konsumsi energi. Pusat data kini menjadi salah satu konsumen listrik terbesar. Di Amerika Serikat, pusat data diproyeksikan akan menyerap lebih dari 10 persen total listrik nasional pada akhir dekade ini, meningkat tajam dari sekitar 4 persen saat ini.

Masalahnya tidak hanya terletak pada tagihan listrik. Dalam perhitungan Total Cost of Ownership (TCO), operator pusat data juga harus mempertimbangkan biaya listrik ditambah investasi infrastruktur untuk distribusi, pengkondisian, dan pendinginan daya. Bahkan sejak pertengahan 2010-an, infrastruktur daya dan pendinginan telah menyerap sekitar 80 persen dari total biaya pembangunan pusat data baru.

Migrasi beban kerja ke cloud pada awalnya membantu meningkatkan efisiensi energi karena pusat data cloud beroperasi dengan tingkat utilisasi yang jauh lebih tinggi dibandingkan pusat data perusahaan tradisional. Microsoft pernah melaporkan bahwa layanan cloud mereka hingga 93 persen lebih hemat energi dibandingkan pusat data on-premise. Namun kini, ketika sebagian besar beban kerja sudah bermigrasi, setiap pertumbuhan layanan cloud berarti penambahan konsumsi energi baru.

Tekanan ini semakin meningkat dengan hadirnya kecerdasan buatan skala besar. Pelatihan dan penerapan model AI transformator membutuhkan daya komputasi, jaringan, dan penyimpanan dalam jumlah yang belum pernah terjadi sebelumnya. Dalam konteks ini, seluruh komponen infrastruktur pusat data perlu dievaluasi ulang, termasuk HDD yang tetap menjadi tulang punggung penyimpanan cloud.

Revolusi Efisiensi Energi Penyimpanan

Konsumsi daya HDD sangat dipengaruhi oleh hukum fisika. Pada HDD tradisional yang diisi udara, piringan yang berputar menghasilkan hambatan udara yang meningkatkan beban motor spindel. Selain itu, turbulensi udara menyebabkan getaran mekanis yang menurunkan akurasi posisi head baca tulis, sehingga membatasi kepadatan data.

Untuk mengatasi tantangan ini, Western Digital memelopori penggunaan HDD berbasis helium. Helium memiliki kerapatan hanya sekitar seper tujuh dari udara, sehingga secara signifikan mengurangi hambatan aerodinamis dan turbulensi di dalam drive. Inovasi ini menghasilkan tiga dampak utama:

  1. Penurunan konsumsi daya HDD lebih dari 35 persen, dari sekitar 10,9 watt menjadi sekitar 7 watt
  2. Kemampuan menumpuk lebih banyak piringan dalam faktor bentuk 3,5 inci, yang memungkinkan pengembangan HDD 11 piringan pertama di dunia
  3. Peningkatan kepadatan track data yang mendorong kapasitas lebih besar tanpa peningkatan konsumsi daya yang sebanding

Pendekatan ini menandai pergeseran fundamental dalam desain HDD, di mana efisiensi energi menjadi prinsip utama. Metrik yang mencerminkan kemajuan ini adalah watt per terabyte. HDD udara tradisional berkapasitas 4TB mengonsumsi sekitar 2,85 watt per terabyte, sementara HDD helium 32TB modern dari Western Digital hanya membutuhkan sekitar 0,3 watt per terabyte. Artinya, terjadi peningkatan efisiensi lebih dari sembilan kali lipat yang secara langsung menurunkan TCO pusat data.

Di tengah percepatan cloud dan AI, ketersediaan energi kini menjadi faktor pembatas pertumbuhan. Dengan menurunkan kebutuhan daya HDD, Western Digital membantu memperluas kapasitas infrastruktur data global tanpa meningkatkan permintaan listrik secara proporsional. Optimasi watt per terabyte tidak lagi sekadar soal penghematan biaya, tetapi menjadi fondasi pertumbuhan yang bertanggung jawab.

Kemampuan menyimpan lebih banyak data dalam batas daya yang tetap memungkinkan throughput data yang lebih besar dan membebaskan modal untuk diinvestasikan kembali ke AI, analitik data, dan riset pelanggan. HDD tetap menjadi media penyimpanan paling ekonomis dan tersedia dalam skala besar, mulai dari arsip hingga data pelatihan AI generatif. Dalam konteks ini, efisiensi penyimpanan telah bertransformasi menjadi mesin pertumbuhan baru bagi ekonomi digital.