Gartner mengidentifikasi tiga inovasi AI paling penting dalam transformasi penjualan yaitu AI Agents for Sales, Emotion AI, dan Digital Twin of a Customer. Ketiganya membantu organisasi memahami dan berinteraksi dengan pelanggan secara lebih cerdas dan personal.
Perilaku pembeli kerap berubah sehingga menggeser tren belanja. Chief Sales Officer (CSO) punya tanggung jawab untuk melihat tren yang sedang terjadi kemudian menggapinya dengan pendekatan penjualan yang inovatif. Kondisi ini menentukan apakah perusahaan menyerah kepada perilaku pembeli karena pelanggan adalah raja, atau menerapkan taktik yang memberikan kemudahan bagi pembeli padahal penjual tetap mengendalikan pengalaman pembelian, sambil tetap memelihara prasangka pelanggan adalah raja.
“Transformasi penjualan tampaknya menjadi kondisi yang tak kunjung berakhir bagi para CSO saat ini. Integrasi kecerdasan buatan (AI), integrasi digital, dan kecerdasan, serta mode operasional yang lebih adaptif tidak dapat ditunda lagi,” kata Shayne Jackson, VP Analyst di Gartner Sales Practice. “Meskipun Siklus Hype ini mencakup spektrum inovasi mulai dari solusi yang sudah mapan hingga teknologi terdepan yang sedang berkembang, semua dirancang untuk mendorong transformasi penjualan.”
Gartner menyoroti tiga inovasi utama yang menjadi pendorong utama kesuksesan organisasi penjualan masa depan.
Tiga Wajah Baru di Era AI Untuk Menjual
1. AI Agents for Sales
adalah entitas software otonom atau semi-otonom yang memanfaatkan teknik AI untuk melihat, memutuskan, dan bertindak dalam lingkungan penjualan digital. Dengan kemampuan yang ditenagai oleh large language models (LLM), AI agents mampu merencanakan dan mengeksekusi tugas secara otonom melampaui batasan asisten AI tradisional. Tim penjualan dapat memperlakukannya sebagai mitra proaktif yang dapat bernalar dan bekerja layaknya manusia untuk mendorong pendapatan. Tapi yang harus diketahui, teknologi ini belum sepenuhnya matang, tapi sudah dipuji setinggi langit seakan menjadi dewa penyelamat yang turun ke perusahaan.
2. Emotion AI
adalah teknologi yang menggunakan kecerdasan buatan untuk menilai keadaan emosional pengguna melalui analisis video, analisis suara, sensor, dan logika software. Fungsinya adalah memungkinkan respons yang dipersonalisasi sesuai dengan suasana hati pelanggan. Tidak di semua negara teknologi ini bisa diterapkan, seperti di Uni Eropa yang melarang deteksi emosi berbasis analisis video di bidang pendidikan. Setelah antusiasme di waktu awal perkenalan solusi ini, banyak organisasi kini mengambil pendekatan yang lebih hati-hati terhadap implementasinya.
3. Digital Twin of a Customer
adalah kembaran virtual dari pelanggan yang dapat digunakan oleh organisasi untuk mensimulasikan, meniru, dan memprediksi perilaku pelanggan. Teknologi ini meningkatkan nilai strategis data dan analitik dengan memperluas wawasan yang dapat diperoleh dari data pelanggan, sekaligus membantu mengurangi risiko. Dengan DToC, organisasi dapat mensimulasikan bagaimana pelanggan akan merespons skenario tertentu, memungkinkan pengalaman yang lebih personal, hubungan yang lebih kuat, dan potensi peningkatan pendapatan. Meskipun masih pada tahap awal, potensinya besar untuk mengubah cara organisasi memahami dan berinteraksi dengan pelanggan.
Ketiga inovasi ini berada pada tingkat kematangan yang berbeda di Hype Cycle, tetapi memiliki tujuan yang sama yaitu membantu organisasi beradaptasi terhadap perubahan perilaku pelanggan. Dengan memahami posisi dan potensi masing-masing teknologi, CSO dapat membuat keputusan investasi yang lebih cerdas untuk mempercepat transformasi penjualan di era digital.




