Kebakaran hutan menjadi ancaman global yang semakin sering terjadi, termasuk kejadian terbaru yang menghanguskan sebagian California. Danpak buruk lainnya adalah kerusakan ekosistem, dan perubahan iklim. Salah satu tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah kebakaran meluas adalah mendeteksi titik api secara lebih dini. Sistem satelit konvensional seringkali terlambat mengidentifikasi titik api kecil karena resolusi rendah dan pembaruan data yang hanya setiap 12 jam. Akibatnya, petugas pemadam dan masyarakat kesulitan bertindak sebelum api meluas. FireSat, konstelasi satelit revolusioner yang baru diluncurkan, dapat melakukan hal yang tidak bisa dilakukan satelit generasi sebelumnya. Firesat dapat mendeteksi kebakaran seukuran ruang kelas (5×5 meter) dalam 20 menit. Keakurasian ini akan berguna untuk segera ditindaklanjuti sebelum bencana tak terkendali.
Proyek ini berawal dari pengalaman pribadi Juliet Rothenberg, Direktur Produk Tim AI Iklim Google Research, yang pernah mengungsi akibat kebakaran hutan di California. Saat itu, ia hanya mengandalkan citra satelit yang jarang diperbarui untuk memantau ancaman terhadap rumahnya. Frustrasi oleh keterbatasan ini, Juliet bersama Earth Fire Alliance (EFA)—konsorsium nirlaba yang didukung Google.org, Muon Space, dan Moore Foundation—merancang FireSat. Google.org menyumbang $13 juta melalui inisiatif AI Collaboratives: Wildfires untuk mendanai satelit pertama. Tujuannya ganda yaitu memutus siklus emisi CO2 dari kebakaran yang mempercepat pemanasan global, sekaligus melindungi nyawa dan komunitas.
Teknologi inti FireSat terletak pada kombinasi akal imitasi (artificial intelligence/AI) dan sensor canggih. AI menganalisis citra satelit dengan membandingkannya terhadap data historis, dan di saat bersamaan mempertimbangkan faktor cuaca dan infrastruktur sekitar untuk membedakan api nyata dari kesalahan sensor atau “noise” visual. Tantangan terbesar adalah meminimalkan peringatan palsu. Untuk membuktikan keakuratan sistem ini, dilakukan uji terbang di atas api buatan, termasuk panggangan dan api unggun di halaman belakang salah satu anggota tim.
Belum lama ini, satelit pertama FireSat resmi diluncurkan menggunakan roket SpaceX. Meski antusias, fokus utama mereka adalah bagaimana data FireSat akan digunakan oleh petugas darurat. Dalam beberapa tahun ke depan, konstelasi lengkap FireSat—yang terdiri dari puluhan satelit—akan memberikan cakupan global, serta dapat memantau wilayah rawan kebakaran secara real-time.
Di luar fungsi darurat, FireSat memiliki dampak jangka panjang bagi ilmu iklim. Data yang dikumpulkannya akan membangun rekaman historis pola sebaran kebakaran, membantu ilmuwan memodelkan perilaku api dan memprediksi risiko di masa depan. Proyek ini berpotensi menyelamatkan jutaan hektar hutan, mengurangi kerugian materi, dan melindungi komunitas rentan—sebuah langkah transformatif dalam pertaruhan melawan krisis iklim yang kian mengancam.