
(Source: Opentext)
Dunia bisnis modern terus beradaptasi dengan kecepatan perubahan yang semakin tinggi, termasuk dalam rantai pasokan. Tekanan untuk memodernisasi cara perusahaan terhubung, berkomunikasi, dan beroperasi semakin besar seiring dengan semakin digital, global, dan kompleksnya rantai pasokan. Dua teknologi kunci, yaitu Electronic Data Interchange (EDI) dan Application Programming Interfaces (API), muncul sebagai solusi vital.
EDI adalah metode terstandardisasi untuk pertukaran dokumen bisnis terstruktur seperti faktur atau pesanan pembelian dalam bentuk batch. Ini sangat ideal untuk transaksi bervolume tinggi dan stabil, menawarkan kecepatan, struktur, dan otomatisasi dalam pertukaran data antar mitra dagang. EDI dipahami secara global dan mengikuti format yang diakui seperti EDIFACT dan ANSI X12, sehingga memungkinkan pertukaran data yang mulus, aman, dan efisien untuk volume transaksi besar. Meskipun dikenal aman dan telah digunakan selama beberapa dekade, pengaturan awal dan pemetaan mitra dagang bisa jadi rumit dan mahal, terutama untuk perusahaan kecil.
Sebaliknya, API memungkinkan berbagi data yang fleksibel dan real-time antar sistem. Ini sangat cocok untuk tugas-tugas dinamis seperti pelacakan pengiriman langsung atau pemeriksaan inventaris. API menawarkan fleksibilitas integrasi dengan berbagai sistem seperti CRM, ERP, alat analitik, dan aplikasi berbasis cloud lainnya dalam ekosistem digital. Meskipun API memungkinkan pertukaran data instan tanpa menunggu pemrosesan batch, format API bervariasi, memerlukan integrasi kustom dengan setiap mitra, yang bisa mahal dan memakan waktu dalam lingkungan multi-mitra.
Selama bertahun-tahun, banyak yang percaya bahwa EDI akan digantikan oleh API. Namun, nilai EDI dalam menyediakan pertukaran data terstruktur dan bebas kesalahan di pasar global yang semakin kompleks tetap tak tergantikan. Oleh karena itu, strategi yang paling efektif bukanlah memilih antara EDI atau API, melainkan menggabungkan keduanya. Pendekatan terbaik dari keduanya ini memungkinkan bisnis untuk menjembatani kesenjangan antara dukungan transaksi bulk dan pertukaran data real-time. Dengan mengintegrasikan EDI dengan API, platform cloud lainnya, dan AI/ML, perusahaan dapat meningkatkan otomatisasi dan fleksibilitas dalam ekosistem digital mereka, mengurangi biaya jangka panjang, dan meningkatkan operasi meskipun ada gangguan atau perubahan tenaga kerja.
Dalam rantai pasokan modern, EDI menyederhanakan transaksi-transaksi vital seperti pengiriman pesanan, pemberitahuan pengiriman, konfirmasi penerimaan pengiriman, pemesanan transportasi, dan pengiriman faktur. Ini memastikan pertukaran dokumen bisnis yang penting secara aman, cepat, dan dalam format terstandardisasi. Sementara di sisi lain, API memungkinkan pertukaran data instan yang meningkatkan transparansi dan visibilitas rantai pasokan. Banyak bisnis menggunakan API untuk berkomunikasi antar sistem yang berbeda dalam rantai sistem mereka, menghubungkan platform e-commerce, dan mendukung integrasi alat analitik, yang memungkinkan perusahaan memperoleh wawasan tentang metrik kinerja dan beradaptasi dengan kondisi yang berubah.
Mengadopsi strategi yang menghubungkan EDI dan API menawarkan sejumlah manfaat signifikan. Hal ini memungkinkan integrasi yang lebih mudah dengan sistem ERP yang sudah ada, seperti Microsoft Dynamics, Oracle NetSuite, Oracle Fusion, dan SAP S/4HANA, tanpa perlu penggantian teknologi yang mahal. Pendekatan terhubung ini akan mengurangi biaya dalam jangka panjang, meningkatkan operasi meskipun ada kemungkinan gangguan dan perubahan tenaga kerja, serta memastikan kepatuhan terhadap standar global.










