Generasi Milenial Gampang Membangun Jaringan Dibandingkan Generasi Z

(Source: Freepik)

Dengan evolusi teknologi Kecerdasan Buatan (AI), kekhawatiran tentang dampaknya terhadap lapangan kerja, terutama di tingkat entry-level, seringkali muncul di kalangan pekerja muda. Pekerja Gen Z yang baru memasuki dunia kerja mungkin merasa cemas bahwa AI akan menghilangkan peluang mereka untuk tumbuh dan belajar. Di sisi lain, adaptasi terhadap perubahan teknologi yang cepat ini memerlukan pendekatan baru dalam pengembangan keterampilan dan kolaborasi, baik antarmanusia maupun dengan tenaga kerja agentik yang muncul.

Perbedaan Generasi Dalam Membangun Jaringan Kerja

Generasi Milenial, yang membangun karier mereka di tengah periode kemajuan teknologi yang cepat, memiliki peran penting dalam memimpin revolusi AI ini dan meningkatkan tingkat adopsi di antara rekan kerja mereka. Dengan pengalaman dan adaptasi terhadap inovasi, Milenial dapat membantu meyakinkan pekerja Gen Z yang baru direkrut bahwa AI tidak akan menghilangkan peluang mereka untuk tumbuh dan belajar di tempat kerja. Sebaliknya, AI justru akan membuat pekerjaan tersebut berevolusi, memungkinkan karyawan baru untuk mencapai lebih banyak hal dibandingkan beberapa tahun lalu.

Gemma Quinn, Vice President of Global University Recruiting Salesforce, mengatakan, “Ketika Anda lulus dari universitas dan masuk ke perusahaan besar, salah satu hal pertama yang perlu Anda pelajari adalah mengapa membangun jaringan sangat penting,”

Milenial, dengan pemahaman mereka tentang pentingnya jaringan, dapat membimbing rekan-rekan mereka untuk membangun hubungan di berbagai area bisnis, yang krusial bagi karier dan kesuksesan perusahaan.

Cara Salesforce Membangun Jaringan Kerja Untuk Gen Z

Untuk mendukung hal ini, perusahaan seperti Salesforce secara aktif mengadakan acara jejaring bagi karyawan baru. Ini memungkinkan mereka untuk bertemu dengan orang-orang dari berbagai kelompok di perusahaan, memfasilitasi pembelajaran cara berkolaborasi dengan kolega manusia dan juga tenaga kerja agentik yang sedang berkembang. Kemampuan untuk bekerja sama dengan AI, memahami bagaimana AI dapat mengotomatiskan tugas-tugas rutin, akan memungkinkan pekerja untuk fokus pada pekerjaan yang lebih kompleks dan bernilai tinggi.

Dengan pengalaman luas dalam beradaptasi dengan perubahan teknologi dan kemampuan membangun jaringan, Milenial berada di posisi unik untuk menjembatani kesenjangan antara inovasi AI dan adopsinya di tempat kerja. Mereka dapat menunjukkan bagaimana AI tidak menghilangkan pekerjaan, melainkan mengubah sifatnya dan meningkatkan kemampuan karyawan. Ini berarti pekerja baru akan mampu melakukan lebih banyak hal berkat teknologi ini dibandingkan beberapa tahun lalu.