Meskipun perusahaan kini mengharapkan kinerja yang lebih baik dari karyawan saat mereka menggunakan Kecerdasan Buatan (AI), sebagian besar manajer tampaknya belum memiliki keterampilan yang dibutuhkan untuk memanfaatkan alat ini secara efektif. Survei Gartner pada bulan Juli 2025 terhadap 114 pemimpin departemen sumber daya manusia, mengungkapkan bahwa satu dari tiga pemimpin SDM mengatakan organisasi mereka mengharapkan kinerja yang lebih tinggi dari karyawan yang menggunakan AI. Namun, terdapat kesenjangan yang mencolok dalam kesiapan kepemimpinan.
Faktanya, penelitian Gartner menemukan bahwa hanya 8% pemimpin SDM yang percaya bahwa manajer mereka memiliki keterampilan yang diperlukan untuk menggunakan AI secara efektif saat ini. Kesenjangan ini menunjukkan perlunya fokus mendesak pada pengembangan kemampuan manajerial agar alat AI dapat benar-benar memberikan nilai tambah, bukan sekadar menjadi tool tambahan.
Rekomendasi Empat Tindakan Pemanfaatan AI
Dari 79% pemimpin SDM yang percaya bahwa SDM harus berfokus pada pemberdayaan karyawan untuk memanfaatkan teknologi demi pertumbuhan organisasi, menjadi sangat penting bagi Chief HR Officer (CHRO) untuk membantu manajer membangun keterampilan AI yang diperlukan. Gartner merekomendasikan empat tindakan kunci yang dapat diambil CHRO untuk membantu manajer memanfaatkan AI dengan lebih baik:
- Menetapkan Batasan Sebelum Menskala: Sebelum karyawan dapat menuai manfaat kinerja dari AI secara efektif, CHRO harus mendefinisikan aturan dan sistem yang jelas mengenai AI augmentation. CHRO perlu bekerja sama dengan mitra hukum dan risiko mereka untuk membuat pedoman langsung tentang penggunaan AI yang etis, batasan data, dan proses persetujuan untuk alat AI.
- Mendesain Bersama Peran yang Berubah: Saat memutuskan apa yang akan diotomatisasi, CHRO harus bekerja langsung dengan manajer untuk menemukan tugas mana yang paling cocok untuk otomatisasi. Contoh tugas-tugas ini mungkin termasuk meninjau agregasi data, menyusun ulasan kinerja, atau memberikan umpan balik real-time kepada karyawan. CHRO perlu bermitra dengan pemimpin pembelajaran dan pengembangan untuk mengaudit alur kerja dan mendesain bersama evolusi peran.
- Memprioritaskan Kepemimpinan yang Berpusat pada Manusia: CHRO harus mengambil pendekatan yang berfokus pada identifikasi di mana AI dapat mendukung elemen manusia dalam pekerjaan. Ini bisa berarti memilih AI yang memperdalam koneksi manusia, seperti memberikan wawasan kepada manajer untuk coaching yang lebih efektif.
- Mengkurasi Jalur Pembelajaran Khusus: Survei Gartner Agustus 2025 mengungkapkan bahwa hanya 14% organisasi melaporkan memberikan dukungan kepada manajer tentang cara mengintegrasikan GenAI ke dalam tugas sehari-hari mereka. CHRO dapat membekali manajer dengan mengembangkan program literasi AI yang mencakup pembelajaran praktik, panduan internal, dan berbagi pengetahuan antar rekan.
Program pelatihan ini harus menggabungkan kemahiran digital dengan keterampilan kepemimpinan yang penting, termasuk onboarding AI spesifik peran yang kuat untuk membantu manajer memimpin dengan dan melalui AI. Engels menyimpulkan bahwa AI membalik peran manajer, dari mengelola informasi dan keputusan menjadi mengkoordinasikan wawasan dan memprediksi kebutuhan karyawan.