Hati–Hati Mengirimkan Swafoto KTP, Bisa Jadi Data Pribadi Anda Digunakan untuk Kejahatan

Di era digital saat ini, semakin banyak layanan yang mengharuskan pengguna untuk melakukan verifikasi identitas dengan cara mengambil swafoto bersama kartu identitas. Kemudahan akses yang ditawarkan oleh metode ini seringkali membuat pengguna lupa akan risiko keamanan yang mengancam.

Data pribadi yang terkandung dalam kartu identitas sangat sensitif dan bernilai bagi para penjahat siber. Sekali bocor, data ini dapat disalahgunakan untuk berbagai tujuan kejahatan, seperti penipuan identitas, pembukaan rekening bank palsu, hingga pencurian uang.

Perusahaan yang tidak bertanggung jawab dapat memanfaatkan swafoto kartu identitas untuk mengajukan pinjaman atas nama pengguna tanpa sepengetahuan mereka. Hal ini dapat mengakibatkan beban utang yang tidak perlu dan merusak reputasi kredit pengguna.

Banyak kasus di mana orang-orang tiba-tiba mendapatkan tagihan pinjaman online yang tidak pernah mereka ajukan. Setelah ditelusuri, ternyata data pribadi mereka telah disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Data pribadi yang dicuri, termasuk swafoto dengan kartu identitas, seringkali dijual di dark web dengan harga yang sangat murah.

Mengingat risiko yang melekat pada pengiriman swafoto dokumen, pengguna harus mengambil langkah-langkah pencegahan ekstra. Sebelum mengirimkan swafoto, selidiki reputasi perusahaan terkait kebocoran data, tambahkan tanda air untuk melindungi identitas, dan gunakan saluran resmi untuk pengiriman. Setelah pengiriman, hapus swafoto segera dan pantau secara berkala riwayat kredit. 

Selain itu, Pengguna juga dapat melindungi perangkat dengan perangkat lunak keamanan yang kuat dan pertimbangkan menggunakan alat khusus untuk menyimpan dokumen sensitif secara terenkripsi, seperti  Kaspersky Password Manager Identity Protection Wallet.