Perusahaan-perusahaan di kawasan Asia Pasifik kecuali Jepang sedang mempercepat adopsi cloud untuk memenuhi berbagai tuntutan bisnis, teknologi, dan regulasi. Laporan dari IDC menunjukkan bahwa organisasi di berbagai sektor kini mengalihkan strategi mereka ke hybrid dan private cloud. Langkah ini diambil untuk mengatasi isu kedaulatan data, keamanan siber, dan mendapatkan model biaya yang lebih mudah diprediksi.
Solusi cloud menawarkan kecepatan bagi perusahaan karena dilengkapi dengan kapabilitas yang telah terintegrasi sebelumnya, model data yang spesifik untuk sektor tertentu, dan kerangka kerja kepatuhan yang sudah siap. Dengan memanfaatkan solusi yang inovatif, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi dan memperkuat kapabilitas operasional mereka.
Berikut beberap contoh dari implementasi cloud di berbagai industri.
- Kesehatan: Mengadopsi healthcare clouds dengan kepatuhan internal, pertukaran data yang aman, dan diagnostik yang dibantu AI untuk meningkatkan hasil dan memenuhi mandat privasi.
- Sektor keuangan: Menerapkan financial services clouds yang memungkinkan analisis risiko secara real-time, deteksi penipuan, dan pelaporan regulasi yang terlokalisasi.
- Manufaktur: Menggunakan industrial clouds untuk mengintegrasikan Internet of Things (IoT), digital twin, dan analitik rantai pasokan demi efisiensi dan pemeliharaan prediktif.
- Ritel: Beralih ke platform cloud untuk menyatukan data pelanggan untuk personalisasi berbasis AI dan manajemen inventaris omnichannel.
Shouvik Nag, senior research analyst, Asia Pacific, IDC, mengatakan, “Investasi ini meningkatkan efisiensi dan memperkuat kemampuan teknis dan operasional. Solusi cloud yang disesuaikan dengan industri sedang mengubah cara bisnis di Asia Pasifik kecuali Jepang, mendekati transformasi cloud. Dengan memanfaatkan perangkat lunak inovatif, paket layanan yang disesuaikan, model data yang spesifik untuk sektor tertentu, dan kerangka kerja kepatuhan, organisasi dapat mencapai hasil yang lebih baik sekaligus tetap sejalan dengan kebutuhan industri.”