
Perkembangan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) tidak hanya dimanfaatkan oleh perusahaan saja. Di sisi gelap, AI disalahgunakan oleh pelaku kejahatan siber. Kekhawatiran ini memicu perusahaan di seluruh dunia mengalokasikan dana lebih besar untuk sistem pertahanan digital.
Laporan IDC memproyeksikan pengeluaran global untuk keamanan siber akan melonjak 12,2% pada 2025. Belanja sistem keamanan diperkirakan akan terus bertumbuh pada periode 2023-2028, akan mencapai USD 377 miliar pada tahun 2028.
Perbankan, pemerintah pusat dan regional, telekomunikasi, pasar modal, dan penyedia layanan kesehatan akan menjadi industri yang paling banyak membelanjakan anggaran untuk keamanan secara global pada tahun 2025. Sementara itu, sektor dengan pertumbuhan tercepat adalah pasar modal, media dan hiburan, serta ilmu kehidupan, dengan tingkat pertumbuhan tahunan yang diperkirakan masing-masing sebesar 19,4%, 17,1%, dan 16,9% pada tahun 2025.
Meski AS dan Eropa Barat masih mendominasi 70% belanja keamanan global, wilayah seperti Amerika Latin, Eropa Tengah & Timur, serta Timur Tengah & Afrika (MEA) mencatat pertumbuhan tercepat. Di kawasan MEA, negara-negara GCC seperti Uni Emirat Arab dan Arab Saudi meningkatkan investasi untuk mengamankan infrastruktur digital mereka, seiring dengan program pelatihan cybersecurity yang masif untuk meningkatkan kesiapan menghadapi ancaman.
Software keamanan menduduki porsi terbesar (50% pasar) dengan pertumbuhan 14,4% di 2025, didorong oleh platform perlindungan aplikasi cloud (cloud native application protection platform-CNAPP), analitik keamanan, dan sistem manajemen identitas. Di sisi lain, layanan keamanan juga tumbuh signifikan berkat permintaan akan solusi managed services yang hemat biaya, terutama dari bisnis skala kecil hingga menengah. Sementara itu, perangkat keras keamanan tumbuh stabil meski lebih lambat.
Stefano Perini, riset manager IDC mengatakan, “Semakin banyak perusahaan dan organisasi menyadari bahwa memiliki pendekatan proaktif terhadap keamanan sangatlah penting. Tidak hanya sebagai langkah perlindungan operasional jangka pendek tetapi juga sebagai keunggulan kompetitif dalam jangka panjang.”








