Ini 6 Tren Utama Teknologi Di 2026 Menurut Gartner

Gartner mengidentifikasi enam tren utama yang akan memengaruhi strategi infrastruktur dan operasional IT hingga 2026, mulai dari hybrid computing, agentic AI, hingga geopatriation.

Perubahan teknologi global dan dinamika geopolitik mendorong pemimpin Infrastruktur dan Operasi (I&O) untuk meninjau kembali strategi investasi dan operasional mereka. Organisasi tidak lagi hanya dituntut menjaga stabilitas sistem, tetapi juga harus mampu mengelola lingkungan komputasi yang beragam, memanfaatkan kecerdasan buatan secara bertanggung jawab, serta menjaga keberlangsungan layanan di tengah risiko global yang terus berubah.

Gartner mengidentifikasi enam tren utama yang diperkirakan akan berdampak signifikan terhadap I&O dalam 12 hingga 18 bulan ke depan. Tren ini disampaikan dalam Gartner IT Infrastructure, Operations & Cloud Strategies Conference dan menjadi panduan strategis bagi para pemimpin TI dalam menentukan arah pengembangan infrastruktur menuju 2026.

“Pemimpin I&O harus menyadari semua tren ini dan bersiap untuk bertindak terhadap tren yang paling mungkin berdampak pada organisasi mereka, sehingga mereka dapat beradaptasi, merespons secara efektif, dan mendorong inovasi,” kata Jeffrey Hewitt, VP Analyst di Gartner. “Dengan memahami dampak penuh dari tren-tren yang sedang berkembang ini, perusahaan dapat menerapkan taktik yang efektif untuk merespons, mengantisipasi perubahan, dan memaksimalkan nilai operasi I&O mereka pada tahun 2026.”

Enam Tren Utama Gartner untuk I&O di 2026

  1. Komputasi Hybrid
    Hybrid computing merupakan pendekatan arsitektur yang mengoordinasikan berbagai sistem komputasi, penyimpanan, dan jaringan yang beragam, termasuk yang tidak selalu kompatibel. Fungsinya adalah membantu pemimpin I&O membangun fondasi infrastruktur yang fleksibel dan dapat diperluas, sekaligus memaksimalkan nilai dari teknologi yang berbeda dengan menggabungkan keunggulan masing-masing.
  2. Agentic AI
    Agentic AI adalah bagian dari kecerdasan buatan yang dirancang untuk bertindak secara mandiri. Fungsinya adalah mendukung I&O melalui analisis cepat atas data yang kompleks, pengenalan pola, serta pengambilan tindakan tanpa campur tangan manusia secara langsung. Pendekatan ini memberikan peningkatan kinerja melalui penghematan waktu yang akan terus bertambah seiring sistem berkembang.
  3. Platform Tata Kelola AI
    Platform tata kelola AI berfungsi untuk mengawasi penggunaan AI di dalam organisasi. Platform ini membantu menetapkan kebijakan, hak pengambilan keputusan, serta akuntabilitas atas risiko dan dampak penggunaan AI. Selain itu, AI governance platforms berperan dalam mengelola isu transparansi, perlindungan data, evaluasi model, dan ancaman keamanan.
  4. Komputasi dengan efisiensi energi
    Komputasi dengan efisiensi energi mencakup teknologi dan praktik yang dirancang untuk menekan konsumsi energi serta jejak karbon sistem TI. Fungsinya adalah memungkinkan I&O memberikan dampak positif terhadap penggunaan daya dan lingkungan secara berkelanjutan, termasuk melalui penerapan teknologi baru seperti komputasi optik dan sistem neuromorfik.
  5. Sistem keamanan pendeteksi orisinilitas informasi
    Sistem keamanan penteksi orisinilitas informasi adalah kumpulan teknologi yang membantu organisasi membedakan informasi yang dapat dipercaya, melindungi merek, dan menjaga reputasi digital. Fungsinya mencakup deteksi deepfake, pencegahan penyamaran identitas, serta perlindungan reputasi daring, sehingga kepercayaan dalam komunikasi dan identitas tetap terjaga.
  6. Geopatriation
    Geopatriation merujuk pada pemindahan beban kerja dan aplikasi dari penyedia cloud global ke penyedia regional atau nasional. Fungsinya adalah membantu organisasi mengurangi risiko geopolitik serta memenuhi persyaratan kedaulatan data, operasional, dan teknis. Pendekatan ini juga mendukung penguatan kemandirian ekonomi dalam negeri.