Laporan terbaru dari Kaspersky mengungkap fakta mengejutkan tentang seberapa sering data pribadi kita dilacak di dunia maya. Analisis mendalam terhadap 25 layanan pelacakan web paling populer, termasuk Google, Microsoft, dan New Relic, menunjukkan bahwa terdapat lebih dari 38 miliar upaya pelacakan data pengguna sepanjang tahun 2024. Angka ini setara dengan lebih dari satu juta upaya pelacakan setiap harinya.
Pelacakan web merupakan praktik mengumpulkan, menyimpan, dan menganalisis data tentang aktivitas pengguna online. Data yang dikumpulkan dapat mencakup berbagai hal, mulai dari demografi pengguna hingga kebiasaan browsing mereka. Informasi ini kemudian digunakan oleh perusahaan untuk berbagai tujuan, seperti menargetkan iklan, personalisasi konten, dan mengukur kinerja situs web.
Studi Kaspersky menunjukkan bahwa Google memegang pangsa pasar yang sangat besar dalam industri pelacakan data. Beberapa layanan Google seperti Google Display & Video 360, Google Analytics, dan Google AdSense mendominasi di berbagai wilayah. Misalnya, Google Display & Video 360 memiliki pangsa terbesar di Asia, mencapai 25,47% di Asia Selatan dan 24,45% di Asia Timur.
Tingginya frekuensi upaya pelacakan data tentu saja menimbulkan kekhawatiran mengenai privasi pengguna. Data pribadi yang dikumpulkan oleh perusahaan dapat disalahgunakan untuk berbagai tujuan, seperti penipuan identitas atau profil psikologis yang tidak akurat. Selain itu, pelacakan yang berlebihan juga dapat mengganggu pengalaman berselancar di internet.
Untuk melindungi privasi data, pengguna dapat melakukan beberapa hal, seperti menggunakan Ad Blocker, mengaktifkan mode penjelajahan pribadi, menggunakan VPNm dan memilih layanan keamanan yang berfokus pada data pribadi.
“Pengguna harus bertanggung jawab atas keamanan data mereka sendiri, memperhatikan platform yang mereka gunakan, dan mengambil langkah-langkah untuk melindungi privasi mereka,” kata Anna Lakrina, Lab Web-content and Privacy Analysis Expert, Kaspersky.