Konsumen Meragukan Hasil Pencarian AI

Meskipun teknologi AI telah mengubah cara konsumen mencari informasi, sebuah survei dari Gartner mengungkapkan adanya keraguan konsumen terhadap acara baru ini. Berdasarkan survei tersebut, 53% konsumen tidak mempercayai kebenaran dan kenetralan hasil pencarian dan ringkasan yang dihasilkan oleh AI. Selain itu, 41% konsumen melaporkan bahwa ringkasan AI justru membuat proses pencarian lebih sulit daripada metode pencarian cara lama.

Gartner menyarankan solusi bagi para pemasar yaitu dengan membangun otoritas merek melalui konten yang konsisten, mendalam, akurat, dan terukur. Strategi pemasaran digital harus berevolusi untuk tidak hanya mengoptimalkan hasil dari AI, tetapi juga untuk memperkuat kepercayaan merek dengan menyediakan informasi yang komprehensif dan dapat dipercaya.

Evaluasi Nilai Yang Dihasilkan AI Jauh Menurun

Peran hasil pencarian yang didukung AI dalam riset produk masih terbatas. Berdasarkan survei, konsumen menganggap ringkasan AI paling berguna untuk eksplorasi produk awal. Namun, kegunaannya menurun saat mereka mengevaluasi opsi nilai dan semakin jauh menurun saat mereka ingin menyelesaikan pembelian. Hal ini menunjukkan bahwa ringkasan AI hanya berguna pada tahap awal pencarian informasi.

Gartner juga menyarankan agar merek-merek memperkuat reputasi mereka sebagai sumber yang tepercaya. Para pemasar harus mengoptimalkan konten untuk dapat terlihat dalam ringkasan yang AI hasilkan, sekaligus tetap memprioritaskan transparansi dan pilihan pengguna. Untuk melakukan hal ini, merek harus mengejar strategi visibilitas multi-saluran, yaitu mengoptimalkan ringkasan hasil AI dan SEO tradisional.

Noam Dorros, Director Analyst, Gartner Marketing practice, mengatakan, “Strategi pemasaran digital harus berkembang tidak hanya untuk mengoptimalkan hasil yang didukung AI, tetapi juga untuk memperkuat kepercayaan merek melalui informasi yang komprehensif dan dapat diandalkan, dengan menyadari bahwa tidak semua konsumen menerima ringkasan AI dengan cara yang sama.”