Kaspersky mengungkap bagaimana kecerdasan buatan mengubah industri hiburan sekaligus membuka risiko keamanan baru, mulai dari tiket, VFX, distribusi konten, hingga interaksi gim.
Integrasi kecerdasan buatan telah mengubah cara industri hiburan beroperasi, mulai dari penjualan tiket, produksi film, hingga pengalaman bermain gim. Teknologi ini tidak hanya mempercepat proses internal, tetapi juga mulai meniru inti produk hiburan itu sendiri, seperti cerita, pertunjukan, dan visual yang berpusat pada pengalaman manusia. Perubahan ini membawa manfaat besar, namun pada saat yang sama membuka celah baru bagi pelaku kejahatan siber untuk menargetkan data sensitif dan aset kreatif dengan cara yang lebih terstruktur dan sulit terdeteksi.
Dalam Kaspersky Security Bulletin terbaru, peneliti Kaspersky menyoroti bahwa kecerdasan buatan menjadi faktor penghubung utama dari berbagai risiko baru di sektor hiburan. AI tidak hanya membantu tim keamanan mendeteksi anomali lebih cepat, tetapi juga dimanfaatkan oleh penyerang untuk memetakan pasar, menguji infrastruktur, dan menghasilkan konten berbahaya yang terlihat meyakinkan.
“Saat kami menganalisis berbagai aspek industri ini, menjadi jelas bahwa kecerdasan buatan (AI) merupakan benang merah yang menghubungkan sebagian besar risiko yang muncul. Dengan menyelami hal ini, kami ingin menyoroti bahwa AI tidak hanya akan membantu pihak pertahanan mendeteksi anomali lebih cepat, tetapi juga akan membantu penyerang memodelkan pasar, menguji infrastruktur, dan menghasilkan konten berbahaya yang meyakinkan. Studio, platform, dan pemegang hak cipta perlu memperlakukan sistem AI, serta data di baliknya, sebagai bagian dari permukaan serangan inti mereka, bukan hanya sebagai alat kreatif, dan membangun keamanan dan tata kelola berdasarkan kenyataan tersebut,” kata Anna Larkina, web content analysis expert di Kaspersky.
Empat Area Fungsi AI yang Membawa Risiko Baru
Laporan Kaspersky merinci empat area utama dalam ekosistem hiburan yang perlu mendapat perhatian khusus seiring meningkatnya penggunaan kecerdasan buatan.
- Pengelolaan Harga Tiket
Sistem penetapan harga berbasis AI memungkinkan penyesuaian harga secara cepat dan rinci mengikuti permintaan pasar. Namun, kemampuan ini juga dimanfaatkan oleh calo untuk mengerahkan bot pembelian dalam skala besar, mengidentifikasi acara yang menguntungkan, serta mengatur harga jual ulang secara real time di pasar sekunder, bahkan ketika harga resmi ditetapkan tetap oleh artis atau promotor. - Produksi Efek Visual (VFX)
Akses terhadap teknologi CGI dan VFX berbasis awan membuat studio terhubung dengan semakin banyak vendor kecil dan pekerja lepas. Rantai produksi yang meluas ini meningkatkan risiko kebocoran, karena penyerang cenderung menargetkan titik yang keamanannya lebih lemah, seperti rumah pascaproduksi kecil, plug-in, atau render farm, untuk mencuri aset film sebelum dirilis. - Distribusi Konten melalui CDN
Content Delivery Network kini menyimpan episode film yang belum tayang, versi gim, hingga siaran langsung untuk berbagai merek hiburan besar. Konsentrasi konten bernilai tinggi ini menjadikan CDN target menarik bagi penyerang yang didukung AI, karena satu celah keamanan dapat membuka akses ke banyak judul sekaligus atau bahkan memungkinkan penyisipan kode berbahaya ke dalam distribusi resmi. - Interaksi dalam Gim dan Komunitas Penggemar
Pemain dan pengguna tingkat lanjut semakin sering memodifikasi atau menjebol pembatas asisten AI dalam gim. Mereka dapat menghasilkan konten yang seharusnya diblokir, seperti materi ekstrem atau tidak pantas, lalu memasukkannya kembali ke dalam gim, mod, atau video komunitas. Selain itu, data pribadi berisiko muncul dalam hasil kreatif apabila data pelatihan AI tidak dibersihkan dengan baik.
Untuk menghadapi risiko tersebut, Kaspersky merekomendasikan pemetaan menyeluruh atas penggunaan AI di seluruh rantai bisnis, penguatan pengamanan pada vendor pihak ketiga, peninjauan arsitektur CDN, serta evaluasi keamanan dan privasi pada layanan AI yang berhadapan langsung dengan penggemar. Dengan tata kelola yang tepat, industri hiburan dapat tetap memanfaatkan kecerdasan buatan tanpa mengorbankan perlindungan aset dan kepercayaan publik.




