Laporan State of Design & Make 2025 dari Autodesk mengungkapkan tantangan dan peluang industri arsitektur, rekayasa, konstruksi, manufaktur, media dan hiburan. Survei terhadap hampir 6.000 pemimpin industri menunjukkan bahwa punya keterampilan AI menjadi prioritas utama rekrutmen, meski di saat yang sama krisis talenta dan kesenjangan sumber daya pelatihan masih menghambat pertumbuhan.
Meski investasi AI tetap tinggi, antusiasme industri mulai meredup seiring kesulitan implementasinya, terutama dalam hal ketersediaan talenta terlatih. Kepercayaan terhadap AI turun 11 poin menjadi 65%, sementara 48% responden meyakini AI berpotensi mengganggu stabilitas industri.
Krisis keterampilan teknis semakin membebani pertumbuhan bisnis. Sebanyak 58% pemimpin mengaku kesulitan mengakses talenta terampil, naik 15 poin dari 2024. Sementara 46% menjadikan keterampilan AI prioritas rekrutmen, hampir separuh perusahaan kekurangan sumber daya untuk program pelatihan internal. Perusahaan dengan teknologi maju merespons dengan meningkatkan investasi pelatihan digital (77%), jauh di atas perusahaan yang kurang maju (59%).
Namun, perusahaan yang sudah maju secara teknologi mulai menuai hasil. “Laju inovasi yang semakin cepat dan permintaan akan keberlanjutan membentuk kembali persyaratan keterampilan di seluruh industri yang kami layani. Hal ini menciptakan tantangan sekaligus peluang besar bagi para pemimpin industri yang berkaitan dengan desain dan pembuatan,” kata Andrew Anagnost, Presiden dan CEO Autodesk.
Keberlanjutan tidak hanya menjadi komitmen etis, tetapi juga strategi bisnis. Di perusahaan dengan teknologi maju, 75% profesional menyatakan upaya keberlanjutan membantu untuk menarik dan mempertahankan talenta. Secara finansial, 72% pemimpin yakin keberlanjutan bisa menyumbang lebih dari 5% pendapatan tahunan. AI turut berperan, dengan 39% perusahaan memanfaatkannya untuk operasi lebih berkelanjutan.
Perusahaan yang gencar berinvestasi dalam modernisasi melaporkan peningkatan reputasi sebesar 72%, ekspansi produk atau layanan 68%, dan pertukaran data lebih baik 67%. Meski tantangan geopolitik dan ekonomi masih membayangi, fokus pada AI, pelatihan, dan sustainability membuka jalan bagi ketahanan bisnis.









