.jpg)
Adopsi kecerdasan buatan generatif (GenAI) terus meningkat pesat, mendorong modernisasi aplikasi dan infrastruktur dalam berbagai industri. Menurut laporan terbaru dari Nutanix, lebih dari 80% perusahaan telah mengimplementasikan strategi GenAI, sementara hanya 2% yang belum menyusun strategi GenAI.
Namun, penggunaan GenAI juga menghadirkan tantangan besar, terutama dalam hal keamanan dan perlindungan data. Sekitar 95% responden menyatakan bahwa GenAI telah mengubah prioritas bisnis mereka, dengan perhatian utama pada keamanan dan privasi. Lebih dari 90% perusahaan menganggap perlindungan data sebagai aspek penting dalam implementasi GenAI, meskipun 95% masih melihat adanya potensi peningkatan dalam pengamanan model dan aplikasi yang digunakan.
Untuk mendukung implementasi GenAI, modernisasi infrastruktur TI menjadi kebutuhan mendesak. Hampir 98% perusahaan melaporkan menghadapi kendala dalam meningkatkan skala GenAI dari tahap pengujian ke implementasi penuh, terutama terkait integrasi dengan sistem yang sudah ada. Oleh karena itu, banyak organisasi berinvestasi dalam solusi hybrid cloud dan edge computing guna mengoptimalkan efisiensi dan fleksibilitas.
Selain kebutuhan teknologi, pengadopsian GenAI juga memerlukan perubahan dalam tenaga kerja dan keterampilan. Sebanyak 52% perusahaan menyadari perlunya pelatihan bagi tim TI mereka agar dapat mengelola teknologi ini dengan baik, sementara 48% menganggap penting untuk merekrut tenaga ahli baru di bidang AI. Meski demikian, 53% responden melihat perkembangan GenAI sebagai peluang untuk mengembangkan keahlian mereka di bidang kecerdasan buatan.
Dengan strategi yang tepat, GenAI berpotensi menjadi pendorong utama inovasi dan efisiensi bisnis. Perusahaan yang mampu menyeimbangkan modernisasi infrastruktur dengan penguatan keamanan dan peningkatan keterampilan tenaga kerja akan lebih siap menghadapi era baru digitalisasi.





