(Source: Lenovo)
Lenovo baru-baru ini mengungkapkan temuan riset industri manufaktur Eropa, Timur Tengah dan Asia melalui survei CIO Playbook 2025, yang menunjukkan bahwa sektor manufaktur akan melakukan peningkatan signifikan dalam investasi kecerdasan buatan (AI) selama 12 bulan mendatang. Riset tersebut menyebutkan bahwa transformasi digital dengan bantuan AI semakin mendominasi prioritas bisnis, terutama dalam meningkatkan efisiensi operasional dan profitabilitas.
Dalam survei tersebut, tercatat bahwa perusahaan manufaktur akan meningkatkan pengeluaran untuk AI hingga 106% dalam jangka waktu setahun. Selain itu, 79% proyek AI yang telah dijalankan dalam setahun terakhir berhasil memenuhi atau bahkan melebihi harapan. Ini menjadikan sektor manufaktur sebagai salah satu yang paling sukses dalam penerapan teknologi AI. Pembagian investasi AI pun terbagi merata antara AI interpretif dan generatif, masing-masing mencapai 44%, untuk mendukung peningkatan kualitas pengambilan keputusan, pengalaman pelanggan, dan pertumbuhan keuntungan.
Untuk mempercepat adopsi AI serta meningkatkan produktivitas bisnis, Lenovo menyarankan untuk menggunakan solusi Hybrid AI Advantage, yang merupakan kerja samanya dengan NVIDIA. Solusi ini mencakup layanan dan produk AI yang telah teruji, seperti LeForecast, Supply Chain Intelligence, ESG Navigator, dan Lenovo Robotic Inspection. Solusi-solusi tersebut membantu industri manufaktur dalam mengatasi tantangan integrasi sistem, keterbatasan sumber daya hybrid computing, dan pengelolaan biaya infrastruktur yang tinggi, sehingga dapat mendukung penerapan AI secara menyeluruh di seluruh operasi perusahaan.
Di samping itu, Lenovo memperkenalkan Lenovo AI Knowledge Assistant, asisten digital berbasis AI yang mampu melakukan percakapan secara real time. Teknologi yang didukung oleh platform agentic AI Lenovo ini, memungkinkan perusahaan menyesuaikan dan mengoperasikan agen AI sesuai kebutuhan spesifik mereka dengan cepat.
Jonathan Wu, Chief Technology Officer Smart Manufacturing, Lenovo, mengatakan, “Perusahaan manufaktur memprioritaskan pengambilan keputusan, kepatuhan, dan produktivitas karyawan saat mereka mengadopsi AI untuk meningkatkan efisiensi operasional dan mendorong profitabilitas. Kesuksesan implementaso AI akan bergantung pada pendekatan integrasi yang cermat, dengan kompatibilitas sistem dan sumber daya komputasi yang memadai. Kurangnya prioritas investasi teknologi perangkat lunak di bidang manufaktur menjadi penyebab utama tantangan integrasi yang dihadapi oleh banyak perusahaan, terutama dengan sistem lama dan kesulitan dalam menskalakan inisiatif AI di seluruh operasi global,”