Masa Depan Berkelanjutan dengan Generative AI: Bagaimana Mengurangi Dampak Lingkungan?

Meskipun artificial intelligence (AI) dapat mendukung pertumbuhan bisnis dan meningkatkan efisiensi energi, penggunaan teknologi ini memerlukan pemrosesan data dalam jumlah besar dan daya komputasi yang tinggi yang berakibat pada konsumsi energi yang besar serta penggunaan air dan sumber daya lainnya. Akibatnya, hampir separuh dari eksekutif merasa bahwa penggunaan Gen AI mereka telah menyebabkan peningkatan emisi gas rumah kaca dan dampak ini diperkirakan akan terus terjadi. 

Developing Sustainable Gen AI yang diterbitkan oleh Capgemini Research Institute, menunjukkan bahwa AI generatif memiliki dampak lingkungan negatif yang signifikan. Namun banyak organisasi yang gagal melacak dampak yang semakin besar ini dengan tepat, ysehingga dapat membahayakan tujuan lingkungan, sosial, dan tata kelola mereka. Laporan tersebut menguraikan langkah-langkah yang dapat dipakai untuk merancang strategi AI generatif yang bertanggung jawab dan berkelanjutan. 

“Jika kita ingin AI generatif menjadi kekuatan untuk nilai bisnis yang berkelanjutan, perlu ada diskusi pasar mengenai kolaborasi data, serta penyusunan standar industri tentang bagaimana kita menghitung jejak lingkungan AI,” ujar Cyril Garcia, Head of Global Sustainability Services and Corporate Responsibility. Capgemini.

Meskipun kesadaran akan dampak lingkungan AI generatif semakin meluas, hanya sedikit organisasi yang memprioritaskan keberlanjutan dalam penggunaan teknologi ini. Sebagian besar perusahaan lebih fokus pada kinerja, skalabilitas, dan biaya saat memilih atau membangun model AI generatif, sementara faktor keberlanjutan hanya dipandang sebagai prioritas kecil. Bahkan lebih dari setengah dari responden yang disurvei mengakui bahwa mempertimbangkan keberlanjutan dalam pemilihan vendor dapat membantu mengurangi jejak negatif lingkungan.

Untuk menangani jejak negatif lingkungan AI generatif, terdapat perusahaan yang mulai mengambil langkah-langkah untuk memasukkan keberlanjutan dalam siklus hidup AI generatif. Sekitar sepertiga organisasi yang disurvei telah mulai mengadopsi langkah-langkah ini, seperti menggunakan model yang lebih kecil dan mengoperasikan infrastruktur AI dengan sumber energi terbarukan. Namun sebagian besar perusahaan masih mengandalkan model yang telah dilatih sebelumnya dan kesulitan untuk mengukur jejak negatif lingkungan akibat kurangnya transparansi dari penyedia teknologi. Hal ini menunjukkan perlunya standar industri untuk mengukur dampak lingkungan AI generatif secara lebih efektif.