Mayoritas UKM Butuh Pelatihan AI Lebih Lanjut

(Source: Freepik)

Pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) telah menjadi topik hangat di berbagai sektor bisnis. Meskipun sering dianggap sebagai domain perusahaan besar, usaha kecil dan menengah (UKM) juga menunjukkan antusiasme tinggi dalam mengadopsi teknologi ini. Namun, survei terbaru dari TeamViewer mengungkap adanya kesenjangan antara niat adopsi dan kematangan penggunaan AI di kalangan UKM. Ini menunjukkan bahwa pelatihan dan infrastruktur masih menjadi tantangan utama yang harus diatasi.

Survei global TeamViewer terhadap 1.400 pemimpin bisnis, termasuk 427 dari UKM, menunjukkan bahwa 95% pembuat keputusan UKM merasa membutuhkan lebih banyak pelatihan untuk menggunakan AI secara efektif, meskipun 72% dari mereka menganggap diri sebagai ahli AI. Ini mengindikasikan adanya kesenjangan antara persepsi diri dan kebutuhan riil. Di sisi lain, 86% pemimpin UKM merasa nyaman jika karyawan di luar tim IT menggunakan alat AI, menunjukkan bahwa adopsi AI tidak terbatas pada divisi teknis saja. Meskipun demikian, hanya sepertiga responden UKM yang mengatakan menggunakan AI setiap hari, dan 16% menggunakannya setidaknya setiap minggu.

Lebih dari sepertiga pemimpin (38%) menyebutkan kurangnya pelatihan AI sebagai hambatan utama, dan 74% khawatir tentang risiko manajemen data. Selain itu, 65% hanya menggunakan alat AI dalam kerangka keamanan yang ketat. Kesenjangan infrastruktur juga menjadi perhatian, dengan 47% pembuat keputusan UKM menyatakan belum memiliki sistem yang memadai untuk meningkatkan skala AI secepat yang mereka inginkan.

Namun, ada optimisme kuat, di mana 75% pemimpin UKM berencana meningkatkan investasi AI dalam 12 bulan ke depan, dan tiga dari empat (75%) mengharapkan investasi tersebut akan meningkat dalam enam hingga dua belas bulan mendatang.

TeamViewer menawarkan solusinya melalui TeamViewer Intelligence, yang menyediakan wawasan sesi dan analitik bagi tim IT, serta asisten baru bernama TeamViewer CoPilot. TeamViewer CoPilot adalah asisten digital yang terintegrasi dalam sesi dukungan jarak jauh, membantu agen IT tetap fokus, bergerak lebih cepat, dan membuat keputusan yang lebih baik tanpa perlu berpindah alat atau kehilangan konteks. Fungsi utamanya mencakup kemampuan agen untuk mengajukan pertanyaan, mengotomatiskan tugas rutin, dan menerima panduan yang jelas serta disesuaikan secara langsung.

“UKM jelas termotivasi untuk mengadopsi kecerdasan buatan (AI), tetapi banyak di antaranya masih mencari cara yang tepat untuk mengubah adopsi awal menjadi dampak yang berkelanjutan,” kata Artus Rupalla, Direktur Manajemen Produk di TeamViewer.