
(Source: Freepik)
Ada yang kurang kalau tidak menyebut nama IBM ketika membahas perkembangan AI. Dari sejarahnya, IBM bukan lah pemain baru di ranah AI. Mulai dari mesin pemotong keju otomatis, kemudian evolusi machine learning berlanjut ke Deep Blue yang mengalahkan juara dunia catur Garry Kasparov, prediksi kemenangan petenis bukan unggulan Carlos Alcaraz melawan Novak Djokovic di final Wimbledon 2023 yang dicemooh dunia, sampai watsonx. Titel watsonx sendiri, yang merupakan model AI besutannya yang dirancang khusus untuk kebutuhan korporasi, diambil dari nama pendiri dan CEO pertama IBM. Ini hanyalah awal dari perbincangan hangat di Netpublik podcast dengan tamu Roy Kosasih, presiden direktur IBM Indonesia.
Host podcast kami, Noor Qodri, meningkatkan level percakapan dengan menyibak apa resepnya agar output yang dihasilkan dari AI bisa sesuai kebutuhan dan tujuan pengguna kelas perusahaan. Sebagai pemain lama yang punya lebih banyak pengalaman, IBM tentu punya resepnya dong. Roy beberapa kali menegaskan bahwa data adalah yang utama. Data harus berkorelasi langsung. Misalnya untuk perusahaan logistik, maka data yang diperlukan adalah sesuai dengan kebutuhan logistik saja, tanpa perlu memasukkan data yang tidak relevan. Selain itu Roy juga menyebut ethical AI yang perlu dimasukkan sebagai kepatuhan dalam menjalankan AI di organisasi. Sumber data harus jelas dan bersih, ditambah hanya data yang sah yang dikonsumsi oleh mesin untuk dipelajari.
Sebagai ciri khas Netpublik podcast yang bukan another boring tech podcast, percakapan kami semakin seru di menjelang akhir durasi. Roy bercerita bagaimana dia memanfaatkan AI untuk kerja kesehariannya, termasuk membuat pantun! Podcast ini juga menegaskan semua orang bisa pakai AI. Umur bukan lah faktor bisa atau tidaknya orang memanfaatkan AI.
Belum percaya Nepublik podcast seseru itu? Tonton episode ini selengkapnya, berikan komentar dan jangan lupa untuk klik subscribe agar tidak terlewat video-video berikutnya.





