
(Source: Freepik)
Teknologi augmented reality (AR) atau realitas tertambah (AR) dan virtual reality (VR) atau realitas virtual (VR) walau sempat dipertanyakan apakah akan menjadi teknologi yang akan masif digunakan, ternyata masih menggeliat. Beberapa perusahaan raksasa teknologi yang memasukan dua teknologi ini dalam produk-produk kecerdasan buatan (AI) yang sedang disempurnakan dan akan segera tersedia di pasar, menunjukkan bahwa tren ini akan meningkat.
Kawasan Eropa, Timur Tengah, dan Afrika (EMEA) tidak terkecuali, dengan proyeksi pertumbuhan belanja yang menjanjikan dalam beberapa tahun mendatang. Peningkatan adopsi teknologi imersif ini didorong oleh berbagai faktor, mulai dari kebutuhan konsumen akan pengalaman yang lebih menarik hingga implementasi di berbagai sektor industri untuk meningkatkan efisiensi dan inovasi.
Laporan terbaru dari International Data Corporation (IDC) yang berjudul Worldwide Augmented and Virtual Reality Spending Guide memperkirakan bahwa belanja untuk teknologi AR dan VR di kawasan EMEA akan mencapai USD8,4 miliar pada tahun 2029. Angka ini mencerminkan CAGR sebesar 16% selama lima tahun ke depan. Laporan tersebut juga menyoroti bahwa sektor konsumen akan menjadi pendorong utama investasi di pasar AR/VR, dan tren ini diperkirakan akan berlanjut sepanjang periode perkiraan.
Peningkatan investasi AR dan VR di wilayah EMEA berperan dalam mendorong inovasi dan efisiensi di berbagai sektor. Di sektor teknik, konstruksi, dan properti, AR/VR dimanfaatkan untuk meningkatkan produktivitas, kolaborasi, dan pengalaman pelanggan melalui visualisasi yang lebih baik serta kemampuan pelatihan yang ditingkatkan. Dalam bidang kesehatan, AR/VR berperan dalam meningkatkan kemampuan diagnosis dan pemberdayaan pasien. Sementara itu, sektor manufaktur berinvestasi dalam teknologi ini untuk merampingkan operasi dan meningkatkan kualitas produk.
“Pasar AR/VR di wilayah EMEA masih dalam tahap awal dan tetap sensitif karena volatilitas ekonomi, yang sedikit menghambat adopsi yang lebih luas,” ujar Alexandra Rotaru, Data & Analytics manager di IDC Data and Analytics.
IDC memperkirakan bahwa headset mixed reality (MR) akan menjadi penyumbang terbesar terhadap total belanja perangkat keras di kawasan ini. Sejalan dengan laporan pengeluaran, IDC’s Worldwide AR/VR Headset Tracker memprediksi bahwa volume pengiriman headset MR akan terus meningkat karena permintaan pelanggan yang lebih tinggi, munculnya model-model baru dari Meta dan Apple, serta masuknya vendor-vendor baru ke pasar. IDC juga memprediksi bahwa pengiriman headset VR akan berhenti pada pertengahan tahun 2025 karena vendor akan mengalihkan fokus produk mereka ke headset MR atau extended reality (ER).








