
Laporan e-Conomy SEA 2024 yang baru saja dirilis oleh Google, Temasek, dan Bain & Company menyoroti pertumbuhan pesat ekonomi digital di Asia Tenggara. Pada tahun 2024, nilai gross merchandise value (GMV) di kawasan ini diperkirakan mencapai US$263 miliar, tumbuh 15% dibandingkan tahun sebelumnya. Selama dua tahun terakhir, profitabilitas perusahaan-perusahaan di sektor ekonomi digital telah melonjak 2,5 kali lipat, mencapai US$11 miliar.
Laporan ini juga menyoroti inovasi yang terjadi di sektor perdagangan video dan permainan seluler. Pertumbuhan e-commerce di Asia Tenggara didorong oleh popularitas perdagangan video, di mana kreator konten mempromosikan produk secara langsung kepada penonton. Sektor ini menyumbang 20% dari total GMV e-commerce di Asia Tenggara.
Sementara itu, pengembang game di Asia Tenggara juga menunjukkan kinerja yang sangat baik. Mereka berhasil menguasai 12% dari semua unduhan game seluler global pada tahun 2024.
Minat masyarakat di Asia Tenggara terhadap produk dan layanan berbasis AI sangat tinggi, terlihat dari pertumbuhan pencarian terkait AI yang mencapai 11 kali lipat dalam empat tahun terakhir.
Investasi dalam infrastruktur AI di Asia Tenggara juga sangat besar. Pada paruh pertama tahun 2024 saja, lebih dari US$30 miliar telah diinvestasikan untuk membangun infrastruktur AI di beberapa negara di Asia Tenggara, termasuk Singapura, Thailand, dan Malaysia.
Pertumbuhan yang pesat, peningkatan profitabilitas, dan inovasi di berbagai sektor menunjukkan bahwa kawasan Asia Tenggara memiliki potensi yang sangat besar untuk menjadi kekuatan ekonomi global di masa depan.




