Pure Storage Atasi Kebutaan Data

(Source: Freepik)

Transformasi digital telah mengubah cara kita mengelola data pribadi, memungkinkan kita menyimpan dan mengakses foto, video, dokumen, dan aplikasi dengan mudah tanpa perlu memahami detail teknis penyimpanannya. Namun, kemudahan ini belum sepenuhnya diterapkan di dunia perusahaan. Data di tingkat enterprise masih terperangkap dalam silo, terfragmentasi, dan sering kali tidak dimanfaatkan secara optimal. Padahal, di era Kecerdasan Buatan (AI) saat ini, cara data dikelola dan dimanfaatkan adalah faktor penentu strategis kesuksesan atau kegagalan bisnis.

Permasalahan data di perusahaan saat ini sangat menghambat kemajuan. Fragmentasi menjadi kendala utama, karena data sering terkurung dalam aplikasi, lingkungan, atau array penyimpanan tertentu. Ini menciptakan kompleksitas dan menghambat pemanfaatan data yang optimal. Selanjutnya, kebutaan data juga menjadi masalah serius. Para Chief Information Officer (CIO) sering kali tidak memiliki visibilitas yang jelas tentang lokasi data, cara penggunaannya, atau siapa pemiliknya. Kondisi ini menimbulkan risiko kepatuhan dan keamanan yang signifikan. Masalah lainnya adalah alur kerja manual. Administrator yang terampil justru menghabiskan terlalu banyak waktu untuk mengelola silo penyimpanan, padahal seharusnya mereka bisa fokus mengekstraksi nilai dari data. Hal ini tidak hanya membuang waktu tetapi juga meningkatkan potensi human error. Ada pula batas strategis, di mana infrastruktur justru menjadi penghambat, bukan pendorong bisnis. Ini pada akhirnya meningkatkan biaya modernisasi sistem yang sudah usang. Intinya, penyimpanan data legacy saat ini tidak seperti cloud, tidak agile, dan tidak strategis.

Kebutaan Data di Organisasi

Teknologi konsumen dan penyedia public cloud sudah lama mengatasi masalah ini. Mereka berhasil memisahkan apa yang diinginkan atau menjadi tujuan pengguna dari detail teknis implementasinya. Pengguna dibebaskan dari keterbatasan perangkat keras fisik melalui abstraksi, virtualisasi, dan otomatisasi akses serta manajemen. Kini, sistem berbasis cloud, mulai dari smartphone hingga rumah pintar, menawarkan pengalaman yang instan dan intuitif. Sistem-sistem ini punya tiga karakteristik utama yaitu deklaratif (Anda cukup menyampaikan hasil yang diinginkan, dan sistem akan mengurus caranya), otomatis (sistem menjalankan tugas berdasarkan kebijakan yang telah ditetapkan, bukan langkah manual), dan mandiri (sistem mampu menyesuaikan diri dengan kebutuhan penggunaan atau kondisi yang berubah).

Teknologi Pure Storage atasi Kebutaan Data

Pure Storage hadir untuk menerapkan prinsip-prinsip tersebut ke penyimpanan enterprise. Dengan pendekatan perangkat lunak direct-to-flash, Pure Storage telah menciptakan arsitektur independen yang mudah, berkinerja tinggi, andal, dan selalu modern. Ini menjadi dasar layanan all-flash untuk semua kebutuhan penyimpanan enterprise, mencakup semua protokol dan tingkatan harga-kinerja, mulai dari AI hingga arsip. Pure Storage telah membangun platform tingkat enterprise pertama yang benar-benar tunggal, yaitu lingkungan operasi yang konsisten yang dibangun di atas arsitektur Evergreen mereka untuk semua beban kerja, menghadirkan sumber daya penyimpanan apa pun sebagai layanan. Inti dari platform otonom ini adalah Pure Fusion, yang menyatukan penyimpanan sebagai kumpulan sumber daya yang adaptif.

Pure Storage kini mengambil langkah lebih maju dengan menghadirkan Enterprise Data Cloud (EDC). Ini adalah arsitektur cloud manajemen penyimpanan dan data baru yang memungkinkan organisasi untuk mendefinisikan ulang diri mereka dengan arsitektur data yang cerdas. Platform Pure Storage akan mendukung tiga transformasi yang menjadi inti EDC. Ini mencakup otomatisasi penyimpanan, di mana ribuan array akan dikelola sebagai satu sistem terpadu. Lalu, ada transformasi operasi TI, yang bergeser dari langkah manual ke alur kerja deklaratif, di mana sistem secara otomatis akan melaksanakan maksud yang telah ditetapkan. Ada pula manajemen kumpulan data, yang berarti mendapatkan visibilitas total tentang lokasi data, cara penggunaannya, dan siapa pemiliknya. Ini membawa kontrol dan transparansi yang meniru kesederhanaan penggunaan yang biasa dinikmati konsumen.