Riset global TeamViewer mengungkap bahwa teknologi yang tidak berfungsi baik menyebabkan hilangnya produktivitas hingga 1,3 hari per karyawan per bulan dan 42 persen perusahaan mengalami kerugian pendapatan. Artikel ini membahas dampaknya serta bagaimana AI menjadi solusi kunci mengurangi digital friction di tempat kerja.
Ekonomi tidak sedang baik-baik saja, sedangkan perusahaan ingin terus meningkatkan produktivitas. Riset terbaru dari TeamViewer menunjukkan batu sandungan yang menghambat perusahaan.
Dari 4.200 responden di sembilan negara, riset memperlihatkan ada yang sering kali luput dari perhatian, yaitu digital friction atau gesekan digital. Istilah ini merujuk pada kerusakan, gangguan, dan masalah teknis sehari-hari yang membuat karyawan tidak dapat bekerja dengan lancar.
Gesekan digital mengakibatkan karyawan rata-rata kehilangan 1,3 hari produktif per bulan akibat gangguan teknologi. Sebanyak 80 persen mengaku selalu kehilangan waktu produktif setiap bulan. Dampaknya tidak berhenti pada lamanya waktu yang terbuang. Sebanyak 42 persen organisasi melaporkan kerugian pendapatan, dan 69 persen meyakini masalah teknologi memicu meningkatnya jumlah karyawan yang mengundurkan diri.
“Mengingat banyaknya tantangan yang dihadapi para pemimpin bisnis saat ini, wajar jika masalah IT terlewatkan tetapi ketika hal itu terjadi, dampaknya secara finansial sangat signifikan,” kata Oliver Steil, CEO TeamViewer. “Teknologi berada di inti setiap organisasi modern. Ketika kinerjanya menurun, biayanya langsung terasa dalam hal efisiensi, kepuasan pelanggan, dan pada akhirnya dalam hal daya saing.”
AI Menghilangkan Gesekan Digital
Riset ini juga membawa kabar positif. Hampir setengah responden (48 persen) percaya bahwa kecerdasan buatan dapat membantu mengurangi gesekan digital. Bahkan 50 persen siap membiarkan AI mengambil alih tugas-tugas TI rutin seperti troubleshooting sederhana dan reset kata sandi.
AI memiliki kemampuan untuk menangani berbagai pekerjaan berulang yang selama ini menyita waktu banyak orang. Sistem AI dapat mendiagnosis dan memperbaiki masalah teknis ringan secara otomatis, mempercepat proses reset akun, hingga memberikan panduan penyelesaian masalah tanpa perlu campur tangan manual tim TI. Hasilnya, divisi TI dapat fokus pada proyek strategis, tanpa ada gangguan dari karyawan yang mengomel karena wi-fi-nya pelan.




