Sebagian Besar Perusahaan Sudah Punya Target Keberlanjutan, Tapi Masih Andalkan Cara Manual

Sebuah Laporan terbaru dari Alibaba Cloud mengungkapkan fakta menarik tentang komitmen bisnis terhadap keberlanjutan. Laporan yang berjudul “Tech-Driven Sustainability Trends and Index 2024” menemukan jika 80% bisnis di Asia, Eropa, dan Timur Tengah telah menetapkan target keberlanjutan, namun sebagian besar dari mereka masih mengandalkan metode manual untuk mengukur kemajuan mereka.

Data menunjukkan bahwa lebih dari 53% bisnis yang telah menetapkan target keberlanjutan masih menggunakan cara-cara tradisional seperti spreadsheet dan email untuk melacak kinerja mereka. Padahal, teknologi digital seperti platform cloud dan AI telah terbukti sangat efektif dalam membantu mencapai tujuan keberlanjutan.

“Platform berbasis cloud dan layanan AI tidak hanya menyederhanakan proses pengukuran tetapi juga memberikan wawasan yang dapat ditindaklanjuti yang dapat mendorong kemajuan yang berarti bagi keberlanjutan,” kata Selina Yuan, President of International Business, Alibaba Cloud Intelligence.

Ada beberapa alasan mengapa bisnis masih enggan beralih ke teknologi digital. Salah satunya adalah kurangnya pemahaman tentang bagaimana teknologi dapat membantu mencapai tujuan keberlanjutan. Survei menemukan bahwa 59% responden mengakui adanya kesenjangan dalam pengetahuan mereka mengenai hal ini.

Selain itu, hambatan anggaran dan keterbatasan teknologi juga menjadi kendala utama. Banyak bisnis, terutama di Timur Tengah dan Eropa, merasa kesulitan untuk mengalokasikan anggaran yang cukup untuk investasi dalam teknologi keberlanjutan. 

Meskipun sebagian besar bisnis telah menyadari pentingnya keberlanjutan, masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Salah satu langkah penting adalah dengan mengadopsi teknologi digital untuk mengukur dan mengelola kinerja keberlanjutan. Dengan demikian, bisnis dapat lebih efektif dalam mengurangi dampak lingkungan dan mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.