Siak Innovation Challenge 2025 menunjukkan bagaimana anak muda, komunitas, UMKM, dan pemerintah berkolaborasi menjaga gambut dan memperkuat ekonomi lokal. Peatronics IoT menjadi inovasi unggulan untuk pemantauan gambut berbasis IoT.
Siak adalah wilayah dengan 57 persen areanya berupa gambut, menjadikannya sebagai salah satu daerah dengan tantangan lingkungan paling kompleks di Sumatera. Setelah kebakaran besar pada 2014, kebutuhan akan sistem pemantauan dan mitigasi yang lebih modern mendorong lahirnya berbagai inovasi dari generasi muda.
Pada tahun 2025, Siak Innovation Challenge menjadi panggung bagi ide-ide baru yang menggabungkan teknologi, kearifan lokal, dan keberlanjutan ekonomi. Anak-anak muda dari kampus, komunitas, hingga pelaku UMKM tampil dengan solusi yang diarahkan untuk mencegah kebakaran, memperkuat ketahanan pangan, dan memajukan ekonomi kreatif berbasis potensi lokal.
Terpilih sebagai salah satu inovasi terbaik adalah Peatronics IoT, sistem pemantauan tinggi muka air gambut berbasis Internet of Things. Peatronics IoT dikembangkan oleh tiga mahasiswa Politeknik Caltex Riau, yang terdiri dari Aris Saputra Pasaribu, Artika Azzarah Ahmad, dan Amanda Putri Kinanti.
Sistem ini menggunakan sensor ketinggian air untuk memantau kondisi gambut dan mengirimkan data secara real-time melalui jaringan LoRa yang hemat energi dan dapat menjangkau wilayah terpencil. Hasil pemantauan ditampilkan dalam status aman, waspada, atau kering, termasuk peringatan dini ketika permukaan air turun di bawah ambang aman.
Aris menjelaskan bahwa teknologi ini muncul dari kebutuhan mitigasi kebakaran, terutama karena Siak memiliki 21 persen wilayah berupa gambut dalam yang menyimpan cadangan karbon besar. Dengan kemampuan menjangkau area terpencil, Peatronics IoT dinilai relevan untuk daerah dengan bentang gambut luas seperti Siak.










