
Studi terbaru dari Institute for Business Value (IBV) dan Palo Alto Networks mengungkap bahwa organisasi menghadapi tantangan besar dalam keamanan siber akibat kompleksitas sistem. Perusahaan rata-rata menggunakan 83 solusi keamanan berbeda dari 29 vendor, yang justru menghambat efektivitas.
“Organisasi terus ditantang untuk memperbarui postur keamanan mereka dalam mengatasi ancaman baru, sementara pada saat yang sama ditekan untuk mengurangi kompleksitas dan pengeluaran,” ujar Mark Hughes, Global Managing Partner untuk Layanan Keamanan Siber, IBM.
Platformisasi keamanan menjadi solusi utama, dengan 75% organisasi yang mengadopsinya melaporkan peningkatan integrasi antara keamanan, cloud hybrid, AI, dan teknologi lainnya. “IBM dan Palo Alto Networks memiliki visi yang sama untuk menciptakan hasil yang lebih baik bagi para pelanggan kami, dan platformisasi dapat mewujudkan semuanya,” kata Karim Temsamani, President, Next Generation Security, Palo Alto Networks.
Fragmentasi sistem keamanan juga berdampak secara finansial, dengan organisasi kehilangan hingga 5% dari pendapatan tahunan akibat inefisiensi ini. Selain itu, 90% eksekutif berencana meningkatkan atau berinovasi dengan AI dalam dua tahun ke depan, menjadikan platformisasi sebagai langkah penting untuk keamanan yang lebih cerdas dan otomatis.
Pendekatan berbasis platform memungkinkan perusahaan untuk lebih efektif menganalisis dan merespons ancaman siber secara real-time. Dengan integrasi AI, perusahaan dapat mempercepat deteksi ancaman, mengurangi waktu respons, dan meningkatkan efektivitas keamanan mereka tanpa meningkatkan biaya operasional secara signifikan.









