Salah satu tantangan dalam program subsidi tarif KRL adalah penyalahgunaan kartu oleh orang lain. Hal ini menyebabkan alokasi subsidi tidak tepat sasaran dan merugikan negara. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan sistem yang lebih akurat dalam mengidentifikasi pengguna.
Salah satu solusi yang dapat dipertimbangkan adalah penggunaan sistem pemindai wajah untuk kartu KRL bersubsidi. Teknologi pemindai wajah saat ini telah berkembang pesat dan semakin akurat dalam mengenali individu. Dengan menerapkan sistem ini, memungkinkan untuk mencegah penyalahgunaan kartu dan memastikan subsidi hanya dinikmati oleh pengguna yang berhak.
Teknologi pemindai wajah modern mampu mengenali wajah dengan tingkat akurasi yang sangat tinggi, bahkan dalam kondisi pencahayaan yang berbeda-beda. Sistem ini lebih sulit untuk dipalsukan dibandingkan dengan kartu fisik. Proses verifikasi identitas dapat dilakukan dengan cepat, sehingga tidak menghambat arus penumpang.
Namun, Implementasi sistem pemindai wajah membutuhkan investasi yang cukup besar, baik untuk perangkat keras maupun perangkat lunak. Pengumpulan data biometrik seperti wajah dapat menimbulkan kekhawatiran terkait privasi. Oleh karena itu, perlu adanya regulasi yang jelas untuk melindungi data pribadi pengguna. Selain itu, perlu dilakukan penyesuaian pada infrastruktur stasiun untuk mengakomodasi sistem pemindai wajah.
Penggunaan sistem pemindai wajah pada kartu KRL bersubsidi merupakan langkah yang potensial untuk meningkatkan efektivitas program subsidi dan mencegah penyalahgunaan. Meskipun terdapat beberapa tantangan, manfaat yang diperoleh dari sistem ini sangatlah besar. Pemerintah dan operator KRL perlu bekerja sama untuk menyusun rencana implementasi yang matang, termasuk mempertimbangkan aspek teknis, finansial, dan legal agar program subsidi KRL dapat berjalan lebih efektif serta meningkatkan kualitas pelayanan transportasi publik di Indonesia.