
Penelitian terbaru dari Tim82 Claroty menemukan bahwa perangkat teknologi operasional (OT) di berbagai sektor, seperti manufaktur, logistik, transportasi, dan sumber daya alam, menghadapi ancaman serius dari ransomware dan koneksi yang tidak aman. Dari hampir satu juta perangkat OT yang diteliti, ditemukan lebih dari 111.000 kerentanan yang bisa dimanfaatkan oleh peretas, dengan 68% terkait dengan ransomware.
Laporan berjudul “State of CPS Security 2025: OT Exposures” ini membahas tantangan yang dihadapi industri dalam memperbaiki kerentanan pada perangkat OT. Memahami hubungan antara celah keamanan ini dengan serangan siber, seperti ransomware dan koneksi tidak aman, dapat membantu tim keamanan mengurangi risiko secara lebih efektif.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa 12% perangkat OT yang dianalisis memiliki kerentanan berbahaya, dan 40% perusahaan yang diteliti memiliki aset yang terhubung ke Internet tanpa perlindungan yang cukup. Selain itu, 7% perangkat memiliki kerentanan yang berhubungan dengan ransomware, dan 31% organisasi memiliki aset yang tidak aman di internet.
Industri manufaktur menjadi sektor dengan jumlah perangkat rentan tertinggi, mencapai lebih dari 96.000 unit, dengan 68% di antaranya terkait dengan ransomware. Ini menunjukkan bahwa sektor manufaktur menjadi target utama bagi peretas yang ingin mengeksploitasi kelemahan dalam perangkat OT.
Grant Geyer, Chief Strategy Officer di Claroty, menjelaskan bahwa teknologi operasional (OT) memiliki tantangan tersendiri dalam hal keamanan. Seiring dengan semakin banyaknya perangkat OT yang terhubung ke internet karena transformasi digital, risiko serangan juga meningkat. Oleh karena itu, para pemimpin keamanan perlu mengubah cara mereka menangani masalah ini, dari sekadar memperbaiki kerentanan ke pendekatan yang lebih luas dalam mengelola risiko, agar perlindungan lebih efektif.








