Waspada Marketing AI yang Berlebihan, Lindungi Keamanan Siber dengan Solusi AI yang Tepat

Banyak perusahaan keamanan siber akhir-akhir ini mengaku handal karena menggunakan AI, mirip dengan klaim “Zero Trust” tahun lalu. Memang mereka mungkin memiliki AI, tapi belum tentu sekuat yang mereka katakan pada kenyataannya. Produk mereka belum tentu bisa langsung melindungi dari serangan peretas.

Kemampuan AI mereka tergantung pada data yang dipakai. Semakin banyak data, maka akan semakin pintar AI mereka mengenali dan melawan serangan. Jadi, penting untuk memilih perusahaan yang benar-benar melatih AI mereka dengan baik.

Colm Keegan, Senior Consultant, Product Marketing, Dell, menyarankan tiga pertanyaan penting yang harus diajukan oleh setiap perusahaan kepada vendor yang akan mereka gunakan untuk menyediakan perlindungan siber berbasis AI. 

Pertama, bagaimana AI mereka dilatih? AI butuh dilatih dan terus diperbaharui. Ini termasuk data serangan terbaru yang dipakai para hacker. Semakin banyak data yang dipakai, semakin pintar AI dalam mengidentifikasi pola serangan.

Kedua, data apa yang dipakai untuk melatih AI? Perusahaan juga harus memahami jenis data apa yang dipakai untuk melatih AI yang digunakan vendor. Semakin beragam dan lengkap sumber datanya, semakin baik kemampuan AI mereka dalam mengenali berbagai macam serangan.

Ketiga, bagaimana mereka memastikan pemulihan yang aman? Pemahaman mendalam tentang sistem pemulihan yang digunakan vendor sangat penting untuk memastikan pemulihan yang aman. Tanpa detail ini, perusahaan bisa secara tidak sadar dapat terkena serangan yang sama saat proses pemulihan.

Untuk memastikan keamanan siber yang optimal, jangan terjebak dengan klaim marketing AI yang di besar-besarkan. Pilihlah vendor yang dapat memberikan perlindungan menyeluruh dengan solusi AI yang terlatih dengan baik dan data yang lengkap.