Yang Tadinya Berminggu-Minggu, Kini Diagnosis Mata Bisa Lebih Cepat Dengan AI

(Source: Intel)

Kecepatan dan akurasi diagnosis adalah yang dituntut oleh industry kesehatan untuk mendapatkan hasil perawatan yang lebih baik bagi pasien. Seringkali, proses diagnosis, terutama untuk kondisi mata, dapat memakan waktu berminggu-minggu, menyebabkan kecemasan dan potensi penundaan pengobatan. Berkat kolaborasi inovatif antara Acer Medical dan teknologi Intel, sebuah solusi revolusioner kini hadir untuk mempercepat proses ini secara signifikan, mengubah waktu tunggu berminggu-minggu menjadi hitungan detik.

Diagnosis penyakit mata seperti retinopati diabetik dan degenerasi makula terkait usia menghadapi kendala utama: lamanya waktu yang dibutuhkan untuk menganalisis gambar fundus dan mendapatkan konsultasi spesialis. Pasien sering kali harus menunggu hingga empat minggu untuk mendapatkan diagnosis pasti, terutama jika kasusnya memerlukan pertimbangan dari beberapa ahli mata. Situasi ini tidak hanya memberatkan pasien, tetapi juga mengurangi efisiensi klinik mata yang sibuk.

Merespons masalah diagnosis mata yang lambat, Acer Medical telah meluncurkan perangkat lunak diagnostik berbasis kecerdasan buatan (AI), yaitu VeriSee DR untuk retinopati diabetik dan VeriSee Age-related Macular Degeneration (VeriSee AMD) untuk degenerasi makula terkait usia. Kedua teknologi ini diproses dan disimpan langsung di laptop Acer yang ditenagai oleh prosesor Intel® Core™ Ultra. Yang terpenting, solusi ini tidak memerlukan koneksi internet. Ini berarti seluruh analisis data AI dapat dilakukan langsung di AI PC, sehingga memungkinkan diagnosis di luar pengaturan rumah sakit dan menjangkau individu yang jauh dari spesialis kesehatan mata.

Solusi VeriSee bekerja dengan sangat efisien. Sebuah kamera fundus khusus akan mengambil gambar beresolusi tinggi dari bagian dalam mata. Uniknya, proses ini tidak memerlukan pelebaran pupil. Setelah gambar didapatkan, pindaian detail tersebut akan dikirimkan ke PC AI Acer yang terhubung. Selanjutnya, perangkat lunak AI khusus akan menganalisis setiap gambar dan secara otomatis mengidentifikasi adanya komplikasi mata hanya dalam hitungan detik. Sistem ini bahkan mampu mengurutkan potensi komplikasi lesi dari tingkat sedang hingga parah. Saat ini, akurasi analisis VeriSee AMD mencapai sekitar 95%. Akurasi ini terus meningkat seiring dengan penambahan data anonim dari pemeriksaan mata lainnya, yang digunakan untuk melatih dan menyempurnakan model AI secara berkelanjutan.

Keunggulan solusi ini tidak hanya pada kecepatan dan akurasinya. Portabilitas perangkat, yang ringkas seperti koper bagasi, dan kemampuannya memberikan hasil tanpa koneksi internet, menjadikannya ideal untuk pemeriksaan pasien di daerah pedesaan yang jauh dari rumah sakit besar. Selain itu, solusi ini juga merupakan alat bantu pengajaran yang praktis bagi dokter umum dan internis. Mereka sering menangani pasien diabetes dan lansia, namun bukan spesialis mata, sehingga VeriSee dapat membantu mereka dalam memahami kondisi mata pasien.

Dr. Hsieh Yi-Ting konsultan dokter spesialis mata dan spesialis retina di Rumah Sakit Universitas Nasional Taiwan, mengatakan, “Informasi yang diberikan oleh AI adalah sebuah referensi, gambaran yang membantu diagnosis kami. Meskipun referensi tersebut dapat diandalkan, kami tetap membutuhkan tenaga medis profesional untuk menganalisis dan menyampaikan hasilnya kepada pasien yang akan membantu mereka memahami langkah dan pilihan selanjutnya,”