Banyak pimpinan perusahaan memiliki pandangan yang menarik tentang otomatisasi AI yaitu menciptakan organisasi yang ramping dan beroperasi dengan pengawasan manusia yang minimal. Janji biaya yang lebih rendah, operasi yang lebih cepat, dan produktivitas sepanjang waktu membuat prospek otomatisasi total menjadi sangat menggoda. Namun, perusahaan yang berhasil tidak akan sukses dengan mengotomatisasi segalanya. Mereka akan menang dengan membedakan antara tugas yang harus dipercayakan kepada AI dan yang memerlukan penilaian manusia.
Keberhasilan agentic AI terletak pada pembagian yang cerdas, yang disebut autonomic core atau inti otonom. Inti otonom ini adalah serangkaian fungsi yang berjalan secara otomatis di latar belakang. Konsep ini menyerupai cara tubuh manusia mengatur detak jantung atau pernapasan tanpa perlu disadari. Dalam bisnis, proses yang rutin dan dapat diprediksi dapat berjalan tanpa pengawasan, hanya menarik perhatian manajemen ketika menyimpang di luar batas normal.
Marc Escobosa, VP, Salesforce Futuresv, mengatakan, “Pembagian antara yang otomatis dan yang disengaja bukan hanya biologi yang elegan ini adalah cara yang berguna untuk memikirkan AI dalam bisnis.”
Masuknya era agentic AI mengubah cara otomatisasi bekerja. Berbeda dengan sistem berbasis aturan sebelumnya yang rapuh dan membutuhkan keterampilan coding untuk setiap pengecualian, agentic AI dapat bertindak secara mandiri untuk menyelesaikan tugas yang rumit dan memiliki kemampuan untuk menangani variasi. Agentic AI dapat memproses permintaan dalam berbagai bahasa, menguraikan prompt yang penuh kesalahan, mengenali maksud yang diungkapkan dengan cara yang berbeda, dan beradaptasi di tengah jalan ketika keadaan berubah.
Menetapkan Batas Ambang Agentic AI
Inti otonom sangat cocok untuk tugas rutin berskala besar. Agentic AI unggul dalam memproses data dalam jumlah besar, mengoptimalkan hasil, dan berkoordinasi lintas fungsi atau departemen tanpa terhalang oleh ego atau politik kantor. Contoh fungsi yang dapat diotomatisasi secara intensif meliputi penggajian, alur onboarding, pemrosesan data rutin, dan layanan pelanggan standar.
Inti otonom yang efektif harus bekerja secara dinamis, menyesuaikan diri dengan ritme bisnis. Inti tersebut akan menskalakan diri untuk menangani lonjakan transaksi, seperti misalnya saat menjelang Black Friday atau beradaptasi dalam kisaran yang diharapkan ketika kondisi pasar berubah. Dengan kata lain, ini adalah otomatisasi cerdas yang mengetahui kapan harus melakukan eskalasi.
Fungsi utama untuk keberhasilan adalah menetapkan batas ambang dengan jelas, mendefinisikan variasi normal dibandingkan pengecualian sejati. Ini seperti dokter yang memantau tanda-tanda vital, mereka tidak ingin peringatan untuk setiap fluktuasi kecil, tetapi menginginkan peringatan dini ketika tren mengindikasikan sesuatu yang serius, seperti pemasok yang secara konsisten melewatkan pengiriman.