Banjir terus menjadi ancaman besar bagi banyak komunitas di seluruh dunia, Teknologi berbasis artificial intelligence (AI) telah memampu membantu meningkatkan deteksi serta respons terhadap bencana ini. Google Research terus memberikan solusi untuk mengembangkan dan meningkatkan keakuratan prakiraan banjir melalui pemodelan AI dan citra satelit. Kini, Google memperkenalkan fitur-fitur baru dalam Flood Hub, termasuk peta riwayat berkumpul dan tampilan cekungan sungai, yang memungkinkan para ahli memahami risiko banjir di suatu wilayah dengan lebih baik.
Pembaruan ini juga mencakup panel lapisan baru yang memungkinkan pengguna menambahkan atau menghapus berbagai lapisan informasi pada peta, sehingga mereka dapat menganalisis dampak banjir dengan lebih mendalam. Selain itu, bantuan peningkatan pada panel pengukur dan pusat memberikan penjelasan lebih rinci tentang berbagai model prediksi banjir yang tersedia di Flood Hub.
“Dengan semakin banyaknya titik pelaporan yang dapat diakses, kami mampu menjangkau lebih banyak keluarga sebelum banjir mencapai puncaknya,” kata Miles Murray, Anticipatory Action Specialist, dari International Rescue Committee. Organisasi kemanusiaan memanfaatkan fitur ini agar dapat lebih efektif dalam mengidentifikasi lokasi-lokasi yang paling membutuhkan bantuan.
Salah satu implementasi nyata dari teknologi ini berguna untuk memberikan bantuan tunai sebelum bencana terjadi. Memanfaatkan prediksi AI, organisasi kemanusiaan dapat menentukan waktu yang tepat untuk mengirimkan bantuan keuangan kepada masyarakat yang berisiko terdampak. Pendekatan ini telah membantu ribuan keluarga mendapatkan dana darurat sebelum banjir melanda, memungkinkan mereka membeli kebutuhan pokok dan melindungi aset mereka.
Ke depan, Google terus berupaya memperluas cakupan Flood Hub dan meningkatkan fungsionalitasnya untuk membantu organisasi penyelamatan bencana dengan lebih cepat dan efisien. Diharapkan masyarakat yang rentan terhadap banjir dapat membangun ketahanan yang lebih baik dalam menghadapi perubahan iklim.