IDC memperkirakan belanja infrastruktur AI global akan mencapai $758 miliar USD pada tahun 2029, didorong oleh lonjakan investasi server berakselerator, dominasi hyperscaler cloud, dan pertumbuhan pesat di Amerika Serikat serta China.
Menurut laporan terbaru IDC Worldwide Quarterly Artificial Intelligence Infrastructure Tracker. pasar infrastruktur kecerdasan buatan (AI) global berada di jalur pertumbuhan yang belum pernah terjadi sebelumnya, dengan proyeksi mencapai US$758 miliar pada tahun 2029, Lonjakan permintaan ini mendorong organisasi di seluruh dunia untuk meningkatkan belanja mereka pada hardware komputasi dan storage untuk implementasi AI. Pada kuartal kedua tahun 2025 saja, belanja global mencapai US$82,0 miliar, naik 166% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Tujuan utama investasi ini adalah mempercepat penerapan AI, di mana server dengan akselerator yang sudah tertanam menjadi infrastruktur pilihan utama.
Server menyumbang 98% dari total belanja AI pada kuartal kedua 2025, meningkat 173,2% dibandingkan tahun sebelumnya. Server dengan akselerator tertanam mendominasi, menyumbang 91,8% dari total belanja infrastruktur server AI, dan diperkirakan melampaui 95% pada 2029. IDC mencatat bahwa revisi besar dalam proyeksi server AI disebabkan oleh meningkatnya permintaan GPU dan akselerator lainnya di Amerika Serikat, menggantikan prediksi perlambatan sebelumnya.
“Ada kemungkinan besar bahwa investasi terkait kecerdasan buatan (AI) akan diumumkan dalam beberapa tahun ke depan, yang akan memperluas dan memperpanjang fase implementasi masal server berkecepatan tinggi hingga tahun 2026 dan bahkan lebih jauh lagi,” kata Lidice Fernandez, group vice president, Worldwide Enterprise Infrastructure Trackers. “IDC memperkirakan adopsi AI akan didorong terutama oleh hyperscalers dan penyedia layanan cloud, serta proyek penelitian dan pendidikan berbasis AI yang semakin penting pada akhir periode perkiraan.”
Server Melejit
Sebagian besar infrastruktur AI kini dijalankan di lingkungan cloud dan bersama, menyumbang 84,1% dari total belanja AI pada kuartal kedua 2025. Penyumbang terbesar berasal dari hyperscalers, penyedia layanan cloud, dan penyedia layanan digital dengan kontribusi mencapai 86,7%. IDC memperkirakan kecenderungan ini akan terus berlanjut hingga akhir periode proyeksi.
Belanja untuk infrastruktur storage AI juga meningkat signifikan, didorong oleh kebutuhan mengelola dataset besar untuk pelatihan model AI, serta penyimpanan data untuk tahap training, checkpoints, dan inferensi. Kategori ini tumbuh 20,5% dibanding tahun sebelumnya pada kuartal kedua 2025, dengan 48% berasal dari cloud. Penyimpanan berperforma tinggi menjadi kunci memastikan ketersediaan dan kecepatan data untuk komputasi AI yang intensif.
Amerika Serikat memimpin pasar infrastruktur AI global dengan pangsa 76% dari total belanja pada kuartal kedua 2025, diikuti oleh China (11,6%), Asia Pasifik (6,9%), dan EMEA (4,7%). Dalam lima tahun ke depan, IDC memproyeksikan China akan mencatat CAGR tercepat sebesar 41,5%, diikuti oleh AS (40,5%), EMEA (17,3%), dan APJ (14,3%).




