
Survei terbaru dari Zoom, “Global collaboration in the workplace”, mengungkap fakta tentang cara generasi yang berbeda berkolaborasi di tempat kerja. Hasil survei ini menunjukkan bahwa preferensi kolaborasi sangat bervariasi antar generasi, mulai dari pertemuan tatap muka hingga penggunaan perangkat lunak manajemen proyek.
Generasi Baby Boomer, yang lebih senior, masih sangat menyukai pertemuan tatap muka sebagai metode kolaborasi utama. Mereka percaya bahwa interaksi langsung dapat membangun hubungan yang lebih kuat dan meningkatkan pemahaman tim.
Sebaliknya, generasi muda seperti Generasi X, Milenial, dan Generasi Z cenderung lebih menyukai metode kolaborasi yang lebih fleksibel dan memanfaatkan teknologi digital. Mereka lebih sering menggunakan perangkat lunak manajemen proyek, pesan instan, dan alat komunikasi online lainnya untuk berkolaborasi dengan rekan kerja.
Generasi Z, yang lahir di era digital, menunjukkan perbedaan yang paling mencolok. Hampir setengah (48%) dari pemimpin Generasi Z mengaku menghabiskan satu jam atau lebih setiap hari untuk menindaklanjuti rekan kerja mengenai status proyek. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan generasi yang lebih tua.
Generasi yang lebih tua mungkin lebih terbiasa dengan metode kolaborasi tradisional seperti pertemuan tatap muka, sedangkan generasi muda telah tumbuh dengan teknologi digital dan lebih nyaman menggunakan alat-alat online. Generasi muda seringkali memiliki gaya hidup yang lebih cepat dan lebih terhubung, sehingga mereka menghargai fleksibilitas dan efisiensi yang ditawarkan oleh alat-alat kolaborasi digital.
Meskipun pertemuan tatap muka masih memiliki nilai tersendiri, terutama bagi generasi yang lebih tua, metode kolaborasi digital semakin populer di kalangan generasi muda. Perusahaan yang ingin tetap relevan dan kompetitif perlu memahami tren ini dan menyesuaikan strategi kolaborasi mereka.
				
															
                        
                        
                        
                        







