(Source: Meta)
Setiap hari, penipu kriminal berupaya memanfaatkan kecemasan ekonomi masyarakat untuk menjebak mereka dengan tawaran yang terlalu menggiurkan atau skema piramida untuk mendapatkan uang dengan cepat. Sebagai bagian dari upaya berkelanjutan untuk melindungi masyarakat dari penipuan, WhatsApp membagikan informasi terbaru mengenai penegakan hukum terhadap pusat penipuan kriminal, wawasan tentang cara kerja penipuan ini, serta alat anti penipuan baru dan kiat keselamatan. Hal ini menjadi bagian penting dalam menjaga keamanan pengguna.
Beberapa sumber penipuan yang paling produktif adalah pusat penipuan kriminal, yang sering didukung oleh kerja paksa dan dioperasikan oleh kejahatan terorganisir terutama di Asia Tenggara. Dalam enam bulan pertama tahun ini, WhatsApp telah mendeteksi dan melarang lebih dari 6,8 juta akun yang terkait dengan pusat penipuan. Berdasarkan upaya penegakan hukum terbaru, platform ini secara proaktif mendeteksi dan menonaktifkan akun-akun ini sebelum pusat penipuan sempat mengoperasikannya.
Penipuan Berkedok Investasi
Pusat penipuan ini biasanya menjalankan banyak kampanye penipuan sekaligus, mulai dari investasi mata uang kripto hingga skema piramida. Selalu ada syarat tertentu yang harus diwaspadai yaitu seseorang harus membayar di muka untuk mendapatkan keuntungan atau penghasilan yang dijanjikan. Penipuan ini sering kali dimulai dengan pesan teks atau aplikasi kencan, lalu beralih ke media sosial, aplikasi pesan pribadi, dan pada akhirnya ke platform pembayaran atau kripto. Selama satu penipuan, mereka mencoba mengarahkan korban melalui banyak platform berbeda agar setiap layanan hanya berisiak perbincangan yang terbatas, sehingga lebih sulit untuk dideteksi.
WhatsApp juga berkolaborasi dengan pihak lain untuk melindungi pengguna. Sebagai contoh, baru-baru ini WhatsApp, Meta, dan OpenAI berhasil mengganggu upaya penipuan yang terhubung dengan pusat penipuan kriminal di Kamboja. Penipuan ini bervariasi, mulai dari menawarkan pembayaran hingga merekrut orang untuk skema piramida, atau memikat orang untuk berinvestasi dalam mata uang kripto. Para penipu menggunakan ChatGPT untuk menghasilkan pesan teks awal yang berisi tautan ke obrolan WhatsApp, lalu dengan cepat mengarahkan korban ke Telegram untuk tugas tertentu.
Untuk membantu melindungi orang-orang dari taktik penipuan yang diketahui, WhatsApp terus meluncurkan fitur baru. Untuk pesan grup, platform ini meluncurkan ikhtisar keselamatan baru yang akan muncul ketika seseorang yang tidak ada dalam kontak seseorang menambahkan seseorang ke grup yang tidak seseorang kenal. Fitur ini menyertakan informasi penting tentang grup dan kiat untuk tetap aman. Dari sana, Seseorang dapat keluar dari grup tanpa harus melihat obrolan tersebut.
Selain itu, untuk perpesanan individu, WhatsApp terus menguji pendekatan baru untuk mengingatkan pengguna agar berhenti sejenak sebelum terlibat. Platform ini sedang menjajaki cara untuk memperingatkan saat seseorang memulai obrolan dengan nomor yang tidak ada di kontak, dengan menunjukkan konteks tambahan tentang siapa yang mereka kirimi pesan. Hal ini memberikan pengguna kesempatan untuk membuat keputusan yang lebih tepat sebelum menanggapi.
Kiat-Kiat Agar Pengguna Aman
Untuk membantu pengguna tetap aman, ada beberapa kiat yang bisa diikuti. Seseorang dapat menjeda sejenak yaitu Luangkan waktu sebelum merespons dan pikirkan apakah nomor tersebut dikenali atau apakah permintaannya tampak sah. Penting juga untuk bertanya pada diri sendiri apakah permintaan itu masuk akal, apakah terlalu bagus untuk menjadi kenyataan, atau apakah mereka meminta untuk mengirim uang, kartu hadiah, atau kode PIN.
Selain itu, verifikasi identitas sangat krusial. Jika pengirim mengaku sebagai teman atau anggota keluarga, pastikan mereka adalah orang yang mereka katakan dengan menghubungi teman itu secara langsung, idealnya menggunakan metode komunikasi lain. Misalnya, jika pesan dikirim melalui WhatsApp, telepon mereka menggunakan nomor telepon yang diyakini milik mereka.