Hampir 90% Perusahaan Asia Pasifik Terjun ke Multi-Cloud untuk Atasi Beban Kerja Mereka

Laporan terbaru IDC, yang berjudul Asia/Pacific State of Cloud: Adoption Trends, Challenges, and Preferences, berfokus pada adopsi cloud di kawasan Asia Pasifik. Survei dilakukan terhadap 784 perusahaan Asia/Pasifik untuk mengidentifikasi tren regional utama seputar sumber daya layanan TI dan cloud yang beragam.

Dalam laporan ini, faktanya hampir 90% perusahaan di kawasan Asia Pasifik kini menjalankan beban kerja mereka di beberapa cloud publik. Selain multi-cloud, laporan IDC juga menyoroti pertumbuhan pesat dalam penggunaan cloud hibrida. Lebih dari 85% responden di India, misalnya, telah mengadopsi setidaknya satu beban kerja dalam lingkungan cloud hibrida. 

Selain itu, penggunaan arsitektur edge-to-cloud juga semakin populer di Asia Pasifik. Sebanyak 52% perusahaan telah menerapkan setidaknya satu kasus penggunaan edge-to-cloud, yang menunjukkan bahwa perusahaan mencari cara untuk memproses data lebih dekat ke sumbernya dan meningkatkan kinerja aplikasi.

Perusahaan di Asia Pasifik bekerja sama dengan berbagai jenis vendor, termasuk hyperscaler, OEM infrastruktur, konsultan bisnis, dan penyedia layanan terkelola. Keragaman vendor ini menunjukkan bahwa perusahaan memiliki banyak pilihan dalam memilih solusi cloud yang paling sesuai dengan kebutuhan mereka.

“Sebagai bagian dari infrastruktur digital dan strategi pengadaan layanan cloud, penting bagi perusahaan untuk menilai secara cermat keluasan dan kedalaman kemampuan ekosistem vendor,” kata Pushkar Shanbhag , Associate Research Director, Digital Infrastructure and IT Services, IDC Asia/Pacific.

Salah satu faktor utama yang menjadi tantangan bagi perusahaan dalam mengadopsi cloud di laporan ini adalah kurangnya keterampilan yang diperlukan untuk mengelola lingkungan cloud yang kompleks. Banyak perusahaan kesulitan menemukan tenaga kerja yang memiliki keahlian dalam merancang, mengimplementasikan, dan mengelola solusi cloud. 

Untuk meraih manfaat penuh dari cloud, perusahaan di kawasan Asia Pasifik perlu menginvestasikan dalam pengembangan keterampilan karyawan, memilih vendor yang tepat, dan menerapkan praktik terbaik dalam pengelolaan cloud.