(Source: IBM)
Perusahaan modern kini menghadapi tantangan kompleksitas infrastruktur teknologi yang semakin meningkat. Setiap perusahaan rata-rata mengelola lebih dari 1.000 aplikasi, namun kurang dari 30% di antaranya yang terintegrasi dengan baik. Kondisi ini berpotensi memicu gangguan operasional dan pemborosan biaya. Data dari lembaga riset IDC memperkirakan, pada tahun 2028 akan ada 1 miliar aplikasi baru yang diluncurkan secara global. Untuk menjawab tantangan ini, IBM merilis ketersediaan IBM Concert Resilience Posture, yaitu solusi IT B2B berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) yang dirancang untuk menilai ketahanan aplikasi secara holistik.
IBM Concert mengumpulkan dan menganalisis data dari berbagai sumber untuk memberikan penilaian real-time tentang ketahanan aplikasi. Solusi ini mencakup tujuh aspek kunci, yaitu ketersediaan, pemulihan, pemeliharaan, skalabilitas, kegunaan, observabilitas, dan keamanan. Dengan antarmuka terpusat, tim IT dapat mengidentifikasi celah ketahanan, menerima rekomendasi perbaikan, dan mengoptimalkan respons terhadap gangguan.
Untuk memperkuat ketahanan sistem, platform ini diintegrasikan dengan alat pemantauan Kubernetes seperti IBM Instana dan Kubecost. Fitur terbaru, IBM Instana Cost Monitoring menyediakan visualisasi tren pengeluaran pada cluster Kubernetes. Hal ini memungkinkan perusahaan memprediksi biaya operasional cloud, mengantisipasi gangguan akibat pembengkakan anggaran, dan mengoptimalkan alokasi sumber daya.
Observabilitas menjadi fondasi utama ketahanan aplikasi dengan menyajikan data real-time tentang performa sistem, biaya cloud, dan kerentanan keamanan. Alat seperti IBM Instana tidak hanya mendeteksi masalah, tetapi juga menganalisis akar penyebab, mulai dari kesalahan konfigurasi Kubernetes hingga lonjakan trafik tak terduga. Dengan menggabungkan data teknis dan keuangan, perusahaan dapat menyeimbangkan efisiensi biaya dengan kepatuhan terhadap Service-Level Agreement (SLA).