Perbedaan Bot vs Agen AI Di Tempat Kerja

(Source: Freepik)

Bot telah menjadi bagian yang akrab dari kolaborasi di tempat kerja selama bertahun-tahun. Mereka digunakan untuk mengotomatisasi tugas-tugas berulang dan membantu dengan pengingat. Namun, bot memiliki keterbatasan. Bot dirancang untuk menyederhanakan alur kerja terstruktur, tetapi mereka tidak benar-benar memahami konteks. Mereka hanya bereaksi terhadap situasi yang sudah ditentukan sebelumnya dan tidak dapat mengantisipasi. Kini, sebuah babak baru sedang dimasuki, di mana bot bukan hanya alat sederhana, melainkan agen cerdas bertenaga AI.

Tidak seperti bot tradisional, agen cerdas AI dibangun untuk memahami niat. Mereka melampaui otomatisasi untuk menawarkan bantuan proaktif dan kontekstual. Ini berarti mereka dapat meringkas percakapan yang panjang, menyarankan langkah-langkah berikutnya, menyoroti item tindakan utama, atau bahkan menghasilkan konten yang disesuaikan dengan nada dan audiens tanpa memerlukan kode tertentu.

Perbedaan Agen AI Dengan Bot

Perbedaan besar antara agen dan bot adalah bahwa agen tidak hanya menunggu perintah atau pemicu tertentu. Mereka berkolaborasi secara waktu nyata. Sebagai contoh, saat menyusun draf tanggapan untuk keluhan pelanggan yang sensitif, asisten AI dapat membantu mengubah pesan agar terdengar lebih empati dan profesional. Atau, jika seseorang bergabung dengan percakapan di tengah jalan, agen dapat memberikan ringkasan ringkas tentang apa yang telah terjadi sejauh ini.

Perkembangan ini menjadi penting karena dengan gaya kerja hibrida, tim menjadi tersebar, komunikasi konstan, dan peralihan konteks tidak terhindarkan. Dalam pengaturan seperti itu, sebuah tim membutuhkan lebih dari sekadar bot. Mereka membutuhkan rekan kerja digital. Bot hanya dapat melakukan apa yang dikodekan, dan jika ada sesuatu yang baru, kode harus diperbarui secara manual. Agen cerdas, di sisi lain, lebih proaktif.

Dengan kekuatan AI, agen cerdas menawarkan sejumlah keuntungan. Mereka mudah dibuat karena dilatih berdasarkan skenario, bukan skrip baris demi baris, sehingga tidak memerlukan koding. Mereka memberikan dukungan proaktif dengan menyajikan hal-hal yang penting tanpa menunggu perintah. Mereka memiliki kesadaran konteks, memahami alur percakapan, dan menyesuaikan diri. Agen cerdas juga memberikan bantuan pengambilan keputusan, dari meringkas utas hingga menerjemahkan konten atau menyarankan balasan, membantu bekerja lebih cepat dengan sedikit usaha.

Bagi pengguna Zoho Cliq, mereka akan segera merasakan gelombang agen cerdas. Platform ini berevolusi melampaui chatbot tradisional dan memungkinkan cara yang lebih cerdas dan terintegrasi untuk membantu tim melalui Zia Agents. Zia Agents, sebuah tambahan eksperimental baru, akan memungkinkan pengguna membangun agen cerdas yang berinteraksi di seluruh aplikasi Zoho dan sekitarnya.

Hal yang membuat Zia Agents begitu kuat adalah integrasinya dengan Zoho Cliq, yang berfungsi sebagai lapisan komunikasi mereka. Integrasi ini membawa pembaruan, wawasan, dan tindakan langsung ke tim di mana percakapan sudah terjadi. Pergeseran dari bot ke agen cerdas bukan hanya peningkatan teknologi. Ini adalah pergeseran dalam pola pikir, di mana alat yang mengikuti instruksi digantikan oleh rekan tim digital yang memahami, mengantisipasi, dan secara aktif membantu dalam pekerjaan.